Rabu, 19 Agustus 2009

Nyeri Hebat Berisiko Kemandulan

Seputar Indonesia, Selasa 18 Agustus 2009

SISTEMimunitas ibarat ”tentara”pelindung tubuh dari serangan kuman-kuman musuh. Jika sistem pertahanan ini lumpuh,penyakit mudah gentayangan dalam tubuh,termasuk endometriosis.

Segala sesuatu yang tumbuh di luar batas senantiasa menimbulkan masalah. Endometrium merupakan lapisan atau jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Endometriosis terjadi ketika ada pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai penyakit yang berasal dari sisi dalam rahim.

Menurut spesialis Kebidanan dan Kandungan FKUI Jakarta Prof Dr dr Teuku Zulkifli Jacoeb SpOG(K), endometriosis identik dengan imunologis penuh-nyeri, sebab dalam kandungan timbul perlekatan-perlekatan yang menimbulkan nyeri.”Penyakit ini memang tidak mematikan, tapi penderitanya bisa dibuat merana sepanjang hayat akibat nyeri berkepanjangan,” ungkapnya. Rasa nyeri tersebut bisa bermanifestasi dalam bentuk keluhan atau gejala beragam.

Hal inilah yang terkadang menyulitkan dokter menetapkan penyakit ini, sebab gejalanya kerap tidak menentu dan tidak khas,bahkan dapat menyerupai keadaan lain seperti apendisitis,kista ovarium, obstruksi usus,kanker kolon, miom uterus, dan penyakit radang panggul. ”Keluhan tersering adalah gangguan yang berkaitan dengan haid, seperti nyeri menjelang dan saat haid atau dismenore.

Ada juga yang merasa nyeri saat berhubungan seks,” kata Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSCM dr I Putu G Kayika SpOG(K). Endometriosis juga bisa berdampak pada kesuburan. Itu sebabnya, penyakit ini juga kerap dikaitkan dengan kasus kesulitan hamil pada wanita. Namun menurut Putu, besarnya dampak bergantung pada berat-ringannya endometriosis yang diderita. ”Ada yang ringan dan tidak berefek, tapi ada pula yang berat dan sudah mengenai bagian yang terlibat dalam proses reproduksi, sehingga dampak terbesar bisa saja menjadi infertil (mandul),” ungkapnya.

Anak 10 Tahun Bisa Kena

Endometriosis merupakan penyakit reproduksi yang banyak menyerang remaja dan wanita usia subur, bahkan pascamenopause. Namun, seiring perkembangan kehidupan modern,usia awitan terkena endometriosis menjadi lebih muda.

Kalau dulu endometriosis acap dipersalahkan sebagai penyebab wanita sukar hamil atau ketidaksuburan, kini ternyata remaja usia belasan pun dapat terkena. ”Usia paling muda yang pernah ditemukan adalah 10 tahun,pasien saya juga ada yang masih 14 tahun,”ungkap Jacoeb. Mengapa penyakit yang juga menurunkan produktivitas kerja wanita ini bisa menyerang sejak belia?

Kehidupan modern dengan pengaruh global yang menyergap segala bidang menyebabkan perubahan, baik pada lingkungan maupun pola hidup masyarakat. Tayangan visual yang kian beraneka ragam dan tak terkontrol juga bisa mempercepat proses pematangan hormon seorang anak alias puber sebelum waktunya. ”Hormon pada manusia juga memengaruhi sistem reproduksi. Misalnya menonton film horor di televisi bisa merangsang kenaikan emosi,rasa takut,atau cemas.Pada anak kecil, hal itu juga bisa menjadikan dia ’matang’ sebelum waktunya.

Dan pada akhirnya,keadaan ini bisa memicu timbulnya penyakit,” urainya. Pola makan mengandung banyak bahan yang menjadi residu dan aktivitas fisik yang rendah,juga turut berperan.Sejumlah penelitian membuktikan bahwa toksin lingkungan ikut terlibat dalam patogenesis endometriosis. Banyaknya senyawa lingkungan yang berkemampuan mengubah- ubah sistem endokrin atau imun telah membuat pajanan yang terjadi serentak akan bekerja sinergis.

”Sebut saja pipa PVC alias paralon yang biasa dipakai untuk kabel listrik dan saluran air.Itu kalau dibakar atau kena panas tinggi bisa menimbulkan dioksin,”sebut dia. Cara kerja dioksin sangat mirip dengan estrogen,yang mana zat racun ini menempati ”tempat duduk” estrogen atau yang disebut reseptor, sehingga estrogen yang ada dalam tubuh jadi ”gentayangan” karena tempatnya diduduki ”tamu tak diundang”. ”Akibatnya, estrogen yang gerayangan tadi merangsang organ tubuh lain dan salah sasaran,misalkan di payudara,rahim,dan indung telur,”sebutnya.

Lebih lanjut Jacoeb mengemukakan, pengobatan pada pasien endometriosis ditujukan untuk mengembalikan fungsi kerja hormon ke asal.Dasarnya adalah menekan sintesis atau fungsi hormon.Itulah sebabnya,obat antiestrogen masih menjadi metode pengobatan utama. Bagi ibu-ibu dan remaja, obatobatan anti-imun potensial lebih menguntungkan karena hormonnya tidak diganggu.

”Dengan pengatur kekebalan tubuh ini,penyakit bisa diberantas tanpa mengganggu sistem hormon. Dengan demikian,si wanita bisa tetap haid, penyakitnya susut, dan bisa punya keturunan,”papar dokter yang juga berpraktik di Sam- Marie Healthcare Jakarta. (inda s)

Tidak ada komentar:

Jangan Lupa Waktu yaa...

Jadwal Shalat Jakarta dan Sekitarnya

Blogging gak bisa menghasilkan uang? Siapa bilang? Coba klik deh...