Senin, 03 Agustus 2009

Hilangnya Lahan Bermain Anak

Seputar Indonesia
Sunday, 02 August 2009
PADA masa kanak-kanak, kemampuan berpikir perlu dirangsang dan diasah agar dapat berkembang dengan pesat. Padahal, untuk bisa berkembang membutuhkan medium dari luar.

Lingkungan sangat berperan dalam merangsang perkembangan berpikir anak, antara lain melalui kegiatan bermain. Di awal kehidupannya, anak usia sekitar 18 bulan mulai berkembang kemampuan berpikirnya.Setelah memasuki usia sekolah,kemampuan berpikir anak akan semakin berkembang dan akan terus berlangsung hingga mereka dewasa. Dewasa ini dengan semakin ketatnya persaingan, banyak orangtua yang mendorong anaknya untuk mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, seperti les atau kursus.

Dari pagi hingga sore hari, anak-anak banyak beraktivitas di sekolah dan dilanjutkan dengan belajar dan mengikuti kursus agar anak menjadi pintar. Dengan jam belajar dan aktivitas yang padat tersebut, tanpa orangtua sadari, anakanak berada dalam rutinitas yang belum tentu mereka senangi. Hal ini mengakibatkan anak-anak kehilangan masa kecilnya yang menyenangkan. Padahal sebenarnya anakanak berhak untuk mendapatkan masa kecil yang fun dan membuatnya bahagia.

Sementara itu, anak yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain di dalam rumah dikhawatirkan akan terhambat proses tumbuh kembang dan kemampuan berpikirnya. Padahal, anak usia sekolah perlu memiliki kegiatan di luar ruangan yang melibatkan aktivitas fisik, pengalaman langsung dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

Permainan berpetualang mengajak anak untuk merasakan pengalaman berpetualang yang menyenangkan agar anak dapat melatih kemampuannya dalam mengatur strategi, lebih kreatif, sportif dan dapat lebih konsentrasi dalam suatu hal. Di sisi lain, pemukiman yang padat membuat lahan bermain anak semakin sempit atau bahkan hilang.Zaman dulu mungkin kita masih bisa bermain di halaman rumah, tapi sekarang ini halaman sudah ”habis”oleh jalan,gedung dan mal.Akibatnya anak-anak bisa bermain di tempat membahayakan yang sebenarnya bukan untuk bermain.

Psikolog Mayke Tedjasaputra mengemukakan, hal yang penting adalah bagaimana agar anak tidak berkeliaran dan bermain di jalan sehingga membuat tindak kriminal karena tidak ada hal lain yang dilakukannya. ”Zaman dulu orang bisa bermain bola atau benteng di samping rumah, tapi sekarang apalagi kalau bicara dalam konteks Jakarta sampai ke pinggiran kota pun sudah padat penduduknya.

Sehingga anak hanya berkeluyuran di jalan, iseng satu sama lain dan kemudian muncul ide untuk melakukan tindak kriminal. Itu yang mengkhawatirkan,” tuturnya. (inda)

Tidak ada komentar:

Jangan Lupa Waktu yaa...

Jadwal Shalat Jakarta dan Sekitarnya

Blogging gak bisa menghasilkan uang? Siapa bilang? Coba klik deh...