Rabu, 26 Agustus 2009

Ajari Anak Berpuasa Tanpa Memaksa

Seputar Indonesia.com, Minggu 23 AAgustus 2009

Pada bulan Ramadan ini,ada baiknya Anda mulai mengajari si kecil untuk berpuasa.Sejak kapan si kecil seharusnya mulai belajar puasa dan bagaimana cara mengajarinya? Andhika Romadhona,7 tahun, terlihat cemas sambil memegangi perutnya saat hari pertama puasa.

Anak lelaki yang akrab disapa Dika ini mengaku lapar bukan kepalang saat itu.Padahal waktu masih menunjukkan pukul 10.00 pagi. Dika sudah mengeluh kepada bundanya. Tak tega melihat buah hatinya, sang bunda pun memperbolehkan Dika untuk buka, tetapi Dika menolak dengan alasan malu dengan temannya.

”Nanti kalau aku ketahuan Farhan gimana? Aku kan malu kalau ketahuan buka, pasti diledekin teman- teman,” tutur bocah kelas 2 SD ini. Sang bunda, Tuti Aliyah, mengatakan justru sangat senang sang anak sudah mau menjalankan puasa sejak dini.Tetapi jika sudah sakit dan ternyata dipaksakannya, itulah yang membuatnya khawatir.

Berbeda halnya dengan Taufilutfi, atau yang akrab disapa Luttfi, 6 tahun.Ia dengan percaya diri mengatakan jika sudah lapar, tanpa ragu ia pun makan dan minum,kemudian melanjutkan puasanya. ”Ya wajarlah mah, namanya juga lagi latihan, nanti juga kalau aku sudah besar,aku bakal puasa seharian penuh kok,”jelasnya saat ditanya sang mama mengapa Lutfi melakukan puasa yang seperti itu.

Memang bagi si kecil mengajari puasa bukan hal yang gampang.Tapi tentu saja Anda tak boleh menyerah. Melatih anak puasa sebenarnya bisa dilakukan sejak usia balita. Memang sebagai langkah awal,si kecil tak harus puasa sehari penuh.Anak bisa memulai puasa dengan puasa tengah hari.Anak juga harus diberi pemahaman soal puasa itu sendiri.

Selain menambah pendidikannya mengenai agama, anak juga diajarkan untuk hidup sehat. Mendidik anak untuk mendapatkan pengajaran tentang agama memang wajib dilakukan. Di saat anak belum mendapatkan pendidikan sebelum memasuki masa sekolahnya. Nah di sinilah pentingnya peranan orangtua menanamkan kehidupan sosial, moral, termasuk penanaman nilai-nilai tentang agama.

Lantas bagaimana menanamkan nilai agama termasuk puasa pada si kecil? Psikolog Keluarga dari Kasandra & Associates,Kasandra Putranto M.Psi mengatakan bahwa menanamkan norma agama pada anak memang sebaiknya dilakukan sejak dini dan sebaiknya dilakukan dengan cara-cara menyenangkan tanpa ada paksaan.

”Untuk mengenalkan ajaran agama memang sebaiknya dilakukan dengan cara menyenangkan. Sama halnya pada saat mengajarkan puasa,” tuturnya saat dihubungi SI. Kasandra menuturkan, mengajarkan puasa pada anak dilakukan dengan cara perlahan.Dimulai dari mengenalkan bahwa puasa itu adalah hukumnya wajib bagi yang sudah akil balig.

Mengenalkan anak tentang puasa dan melatih anak untuk betul- betul mulai berpuasa itu memang beda.Sebelum anak mengerti betul tentang puasa, semisal pada umur balita sampai usia 7 tahun, bila Ramadan akan segera tiba, orangtua bisa mengenalkan serta melibatkan anak pada kegiatankegiatan pada bulan Ramadan.

Meski belum ikut berpuasa, tapi libatkan si kecil untuk ikut buka puasa bersama, tadarusan atau mengaji, salat tarawih juga sahur. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan mendengarkan lagu-lagu tentang puasa, cerita Ramadan atau pengalaman masa kecil orangtua saat berpuasa.Dengan cara tersebut secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar puasa.

”Biarkan anak puasa sekuatnya, jangan dipaksakan. Atau orangtua bisa memberikan anjuran untuk melakukan puasa dengan bertahap,”ucap psikolog yang juga aktif mengajar di Universitas London School of Public Relations ini. Bertahap bisa dilakukan dengan puasa pada minggu pertama selama 4-5 jam.

Bila sudah kuat, tambah jam puasa menjadi 6 jam pada minggu ke-2.Kemudian menambahnya lagi menjadi 9 jam untuk minggu-minggu berikutnya. Atau melatih puasa pada anak bisa juga dilakukan dengan melihat dari umur anak. Semisal anak masih balita, jika anak memaksa untuk ikut puasa,3 jam pun cukup.

”Jika anak tetap dipaksakan, maka dikhawatirkan, yang ada anak menjadi tidak mau berpuasa,” tutur psikolog dari 2 anak ini. Disarankan bagi anak yang ingin berpuasa, saat sahur untuk meminum segelas teh manis dan jangan biarkan si kecil berpuasa tanpa sahur.

Dan agar kondisi tubuh anak tetap prima, sebaiknya pada malam hari anak tidur lebih awal. Didiklah anak melakukan puasa dengan rasa kasih sayang. Mendidik anak untuk berpuasa juga membantu anak mencapai kedewasaan, baik dari segi akal,ruhiyah dan fisik.

Dimulai dari kenal dan mengetahui sesuatu, kemudian anak mau dan bisa hingga akhirnya menjadi biasa memang tidak membutuhkan waktu yang sebentar.Selain waktu, juga harus diperhatikan dari kemauannya yang kuat,juga kesabaran, serta semakin awal mengajarkannya, maka semakin baik.

”Jangan pernah memaksa anak untuk melakukan kegiatan apa pun karena anak pun tidak akan melakukannya dengan sungguhsungguh. Biarkan mereka melakukan sesuai kemampuannya. Karena semakin anak besar,maka semakin tumbuh juga rasa tanggung jawab anak,” pesan psikolog yang berpraktik di kawasan Pela,Jakarta Selatan ini. (inggrid namirazswara)

Tidak ada komentar:

Jangan Lupa Waktu yaa...

Jadwal Shalat Jakarta dan Sekitarnya

Blogging gak bisa menghasilkan uang? Siapa bilang? Coba klik deh...