Sabtu, 11 Juli 2009

Anakku Duniaku

Sejak tahu aku hamil tak terkira bahagianya hati ini. Dan akupun bertekad akan mengerahkan seluruh tenagaku untuk menjaga janin dalam kandunganku. Aku banyak membaca buku dan artikel tentang kehamilan dan persalinan plus melakukan semua saran-saran yang kuanggap baik dan akan berguna bagiku dan bayiku kelak. Berfikir positif dan berusaha menjalani kehidupan dengan santai dan bahagia itupun aku lakukan. Bahkan ketika ada masalahpun aku berusaha untuk tetap tenang demi Bayiku.

Dan Ketika Abi lahir, hari- hariku dipenuhi dengan dunia Abiku tercinta, hari-hari awalnya di dunia meninggalkannya sebentarpun tak ingin aku lakukan. Aku yang selalu berusaha memperhatikan anakku belajar detik ke menit, menit ke jam hari demi hari, dan akupun belajar tentang betapa usahanya untuk menjadi bisa. Aku tahu masa belajarnya sulit, ketika dia belajar tengkurap dan tidak bisa dia menangis, dari telentang ke tengkurap belum bisa menangis, belajar merayap menangis. Bahkan waktu belajar menggunakan teethernya dia menangis karena tidak bisa memasukkannya ke dalam mulut. Anakku cengeng pikirku waktu itu.

Semakin besar Abi kecilku menjadi pemarah, jika tidak bisa melakukan sesuatu dia akan marah, berteriak, jika sedang memegang sesuatu maka dia akan melemparkannya, masih cengeng juga sih. Aku sedikit bingung darimana dia mendapatkan ide untuk marah seperti itu. Belakangan aku tahu itu memang caranya untuk melepaskan emosinya, jadi saya biaarkan dia marah sambil berfikir, mungkin ada satu cara untuk lebih bisa meelepaskan amarahnya. Bicara, ya hanya dengan berbicara dari hati kehati dengannya bisa meredam amarahnya dan komunikasi pun berjalan dengan baik. Meski masih sesekali emosinya terpancing. Tetapi bukankah itu dunianya? Bebas dan lepas dari tekanan.

Anakku yang dua tahun lalu tidak bisa lepas dari aku Bundanya, kemudian setahun lalu mulai mengagumi ayahnya dan sekarang di usianya yang 3,5 tahun senang bermain bersama temannya hingga akupun diusirnya” Bunda masuk aja ke dalam, Abi disini lagi main sama teman-teman Abi”. Aku tersadar anakku mulai mandiri. Perlahan dan pasti, Bunda akan melepasmu terbang ke angkasa menuju bintang yang kau anggap paling terang. Bunda akan tetap disini selalu dan selalu melihatmu menggapai mimpimu, takkan pernah bunda menghalangi langkahmu, melangkahlah dengan pasti. Jika jatuh kembalilah berdiri, seperti saat dulu kau pertama kali berjalan jangan pernah takut karena bunda akan selalu mendukung setiap langkahmu. Doa bunda akan selalu mengiringi langkahmu . Melangkahlah lurus ke depan Satu Saja pesan bunda.... Jangan pernah tinggalkan Shalat mu, Jangan lupakan Allah sang pemberi kehidupan, karena Dia kau ada. Bicaralah pada-Nya saat kau kecewa, sedih, dan marah. Ceritakan Pada-Nya bahagiamu. Dan kau akan Tenteram selama hidupmu Anakku......

Peluk dan Cium Bunda untuk anakku yang tercinta
NAUFAL YODHA ABIMANYU

Tidak ada komentar:

Jangan Lupa Waktu yaa...

Jadwal Shalat Jakarta dan Sekitarnya

Blogging gak bisa menghasilkan uang? Siapa bilang? Coba klik deh...