Sabtu, 01 Agustus 2009

Anak Balitaku Stress

Karena satu hal yang mendesak kami sekeluarga untuk sementara tinggal di rumah orangtua. Satu minggu pertama anakku (3,5 thn) memang sangat senang, akan tetapi minggu berikutnya dia tampak lebih nakal dari biasanya, sulit makan, dia yang biasanya sangat mudah diajak kompromi tiba-tiba menjadi sulit diatur, dan yang lebih parah lagi dia suka memasukkan jarinya ke dalam mulut. Dalam hati aku berpikir apa mungkin dia ingin pulang ke rumah kami, karena anakku punya banyak sekali teman di rumah dan biasanya kalau dia tidak bermain di rumah temannya, teman-temannya bermain di rumah kami.

Akupun mencoba mengajaknya bermain ke luar rumah, bermain bola ke lapangan ataupun hal-hal yang dia sukai.Tetapi ternyata hal itu hanya sedikit berpengaruh. Ketika aku sempatkan menengok rumahku sebentar , ternyata yang dia lakukan pertama kali adalah membaca buku-bukunya, (kami memang tidak membawa buku-bukunya waktu kami meninggalkan rumah sebelumnya. Dan ketika kami akan naik ke mobil dia meminta kami menaikkan seluruh buku-bukunya kedalam mobil. Dan setelah buku-bukunya kami bawa, masalah yang timbul menjadi hilang. Anakku menjadi lebih penurut, makannya mudah, bahkan kebiasaan memasukkan jari ataupun barang yang digenggamannya ke dalam mulut perlahan hilang. Memang selama ini dia sangat menyukai buku-bukunya, kalau tidak dibaca koleksinya di susun sampai panjang.

Ketika aku browsing di internet tentang anak yang stress, ternyata sepertinya kemarin-kemarin anakku terkena stress karena perubahan lingkungan yang drastis, dan kesalahan kami yang paling besar adalah tidak membawa buku-buku dan beberapa mainannya ketika kami meninggalkan rumah. Untung saja kami segera menyadari hal itu.

Pada tulisan ini saya juga ingin berbagi tips dan triks menghadapi anak balita yang stress, yang pertama adalah kita mengenali tanda-tanda stres pada anak balita kita, karena banyak sekali perilaku buruk yang akan dilakukan balita yang mengalami stres seperti di bawah ini
 Kebiasaan menggigit kuku pada situasi tertentu.
 Sulit makan.
 Lebih rewel.
 Bermasalah dalam tidur.
 Amati kapan gejala itu mulai muncul dan ingat-ingat ada kejadian apa dalam masa itu yang mungkin bermakna bagi anak.
 Kapan saja kebiasaan tersebut timbul

Jika anak balita menunjukkan gejala seperti di atas segera kenali penyebabnya. Karena banyak faktor seperti kehilangan teman; mainan; ataupun hewan kesayangan, perubahan suasana dan lingkungan, pola asuh dengan kekerasan, tidak konsisten, atau overprotective, perpisahan kedua orang tuanya, masalah-masalah dengan guru atau teman bermainnya, yang bisa menyebabkan anak balita tertekan.

Jika penyebabnya telah diketahui, segera lakukan pendekatan kepada anak balita kita. Karena membina komunikasi terbuka dengan balita kita merupakan modal utama dalam membantu mengatasi stresnya. Cara ini membuat Kita mengetahui apa yang dirasakan atau dialaminya. Tak hanya perasaan atau pengalaman negatif, tapi juga positif.

Keberhasilan balita tiga tahun mengatasi stresnya, akan membentuk kemampuannya menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan di masa datang. Namun, jika stres balita cukup berat dan Kita tak mampu membantu mengatasinya, bantuan profesional sangatlah diperlukan agar suatu hari tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Jangan Lupa Waktu yaa...

Jadwal Shalat Jakarta dan Sekitarnya

Blogging gak bisa menghasilkan uang? Siapa bilang? Coba klik deh...