Rabu, 26 Agustus 2009

Ajari Anak Berpuasa Tanpa Memaksa

Seputar Indonesia.com, Minggu 23 AAgustus 2009

Pada bulan Ramadan ini,ada baiknya Anda mulai mengajari si kecil untuk berpuasa.Sejak kapan si kecil seharusnya mulai belajar puasa dan bagaimana cara mengajarinya? Andhika Romadhona,7 tahun, terlihat cemas sambil memegangi perutnya saat hari pertama puasa.

Anak lelaki yang akrab disapa Dika ini mengaku lapar bukan kepalang saat itu.Padahal waktu masih menunjukkan pukul 10.00 pagi. Dika sudah mengeluh kepada bundanya. Tak tega melihat buah hatinya, sang bunda pun memperbolehkan Dika untuk buka, tetapi Dika menolak dengan alasan malu dengan temannya.

”Nanti kalau aku ketahuan Farhan gimana? Aku kan malu kalau ketahuan buka, pasti diledekin teman- teman,” tutur bocah kelas 2 SD ini. Sang bunda, Tuti Aliyah, mengatakan justru sangat senang sang anak sudah mau menjalankan puasa sejak dini.Tetapi jika sudah sakit dan ternyata dipaksakannya, itulah yang membuatnya khawatir.

Berbeda halnya dengan Taufilutfi, atau yang akrab disapa Luttfi, 6 tahun.Ia dengan percaya diri mengatakan jika sudah lapar, tanpa ragu ia pun makan dan minum,kemudian melanjutkan puasanya. ”Ya wajarlah mah, namanya juga lagi latihan, nanti juga kalau aku sudah besar,aku bakal puasa seharian penuh kok,”jelasnya saat ditanya sang mama mengapa Lutfi melakukan puasa yang seperti itu.

Memang bagi si kecil mengajari puasa bukan hal yang gampang.Tapi tentu saja Anda tak boleh menyerah. Melatih anak puasa sebenarnya bisa dilakukan sejak usia balita. Memang sebagai langkah awal,si kecil tak harus puasa sehari penuh.Anak bisa memulai puasa dengan puasa tengah hari.Anak juga harus diberi pemahaman soal puasa itu sendiri.

Selain menambah pendidikannya mengenai agama, anak juga diajarkan untuk hidup sehat. Mendidik anak untuk mendapatkan pengajaran tentang agama memang wajib dilakukan. Di saat anak belum mendapatkan pendidikan sebelum memasuki masa sekolahnya. Nah di sinilah pentingnya peranan orangtua menanamkan kehidupan sosial, moral, termasuk penanaman nilai-nilai tentang agama.

Lantas bagaimana menanamkan nilai agama termasuk puasa pada si kecil? Psikolog Keluarga dari Kasandra & Associates,Kasandra Putranto M.Psi mengatakan bahwa menanamkan norma agama pada anak memang sebaiknya dilakukan sejak dini dan sebaiknya dilakukan dengan cara-cara menyenangkan tanpa ada paksaan.

”Untuk mengenalkan ajaran agama memang sebaiknya dilakukan dengan cara menyenangkan. Sama halnya pada saat mengajarkan puasa,” tuturnya saat dihubungi SI. Kasandra menuturkan, mengajarkan puasa pada anak dilakukan dengan cara perlahan.Dimulai dari mengenalkan bahwa puasa itu adalah hukumnya wajib bagi yang sudah akil balig.

Mengenalkan anak tentang puasa dan melatih anak untuk betul- betul mulai berpuasa itu memang beda.Sebelum anak mengerti betul tentang puasa, semisal pada umur balita sampai usia 7 tahun, bila Ramadan akan segera tiba, orangtua bisa mengenalkan serta melibatkan anak pada kegiatankegiatan pada bulan Ramadan.

Meski belum ikut berpuasa, tapi libatkan si kecil untuk ikut buka puasa bersama, tadarusan atau mengaji, salat tarawih juga sahur. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan mendengarkan lagu-lagu tentang puasa, cerita Ramadan atau pengalaman masa kecil orangtua saat berpuasa.Dengan cara tersebut secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar puasa.

”Biarkan anak puasa sekuatnya, jangan dipaksakan. Atau orangtua bisa memberikan anjuran untuk melakukan puasa dengan bertahap,”ucap psikolog yang juga aktif mengajar di Universitas London School of Public Relations ini. Bertahap bisa dilakukan dengan puasa pada minggu pertama selama 4-5 jam.

Bila sudah kuat, tambah jam puasa menjadi 6 jam pada minggu ke-2.Kemudian menambahnya lagi menjadi 9 jam untuk minggu-minggu berikutnya. Atau melatih puasa pada anak bisa juga dilakukan dengan melihat dari umur anak. Semisal anak masih balita, jika anak memaksa untuk ikut puasa,3 jam pun cukup.

”Jika anak tetap dipaksakan, maka dikhawatirkan, yang ada anak menjadi tidak mau berpuasa,” tutur psikolog dari 2 anak ini. Disarankan bagi anak yang ingin berpuasa, saat sahur untuk meminum segelas teh manis dan jangan biarkan si kecil berpuasa tanpa sahur.

Dan agar kondisi tubuh anak tetap prima, sebaiknya pada malam hari anak tidur lebih awal. Didiklah anak melakukan puasa dengan rasa kasih sayang. Mendidik anak untuk berpuasa juga membantu anak mencapai kedewasaan, baik dari segi akal,ruhiyah dan fisik.

Dimulai dari kenal dan mengetahui sesuatu, kemudian anak mau dan bisa hingga akhirnya menjadi biasa memang tidak membutuhkan waktu yang sebentar.Selain waktu, juga harus diperhatikan dari kemauannya yang kuat,juga kesabaran, serta semakin awal mengajarkannya, maka semakin baik.

”Jangan pernah memaksa anak untuk melakukan kegiatan apa pun karena anak pun tidak akan melakukannya dengan sungguhsungguh. Biarkan mereka melakukan sesuai kemampuannya. Karena semakin anak besar,maka semakin tumbuh juga rasa tanggung jawab anak,” pesan psikolog yang berpraktik di kawasan Pela,Jakarta Selatan ini. (inggrid namirazswara)

Program School Meal untuk Anak Bangsa

Seputar Indonesia.com, Minggu 23 Agustus 2009

Menangani masalah gizi buruk bisa dilakukan dengan beragam cara. Misalnya edukasi mengenai gizi, juga pemenuhan gizi.

Dikatakan oleh pakar gizi klinik yang juga anggota dari PDGKI (Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia),Dr.Fiastuti Witjaksono MS, Sp.GK, bahwa untuk berprestasi di sekolah anak membutuhkan gizi seimbang. Gizi seimbang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang berpengaruh terhadap pembentukan otak untuk dapat tumbuh kembang optimal dan menentukan tingkat kecerdasan.

“Usia sekolah adalah masa emas untuk menentukan kondisi anak kelak ketika dewasa,” papar Fiastuti pada acara bertajuk “Bekal Sehat Blue Band Bagi Anak Bangsa” yang diadakan oleh Blue Band dan World Food Programme (WFP) beberapa waktu lalu.Pemenuhan gizi seimbang,juga menjadi langkah untuk mengantisipasi terjadinya penambahan masalah gizi buruk di Indonesia.

Menurut data dari Departemen Kesehatan RI,pada 2009 Indonesia telah berhasil mengurangi tingkat malanutrisi nasional selama beberapa tahun terakhir dari 25% menjadi 18%.Tapi secara signifikan hal tersebut masih tetap lebih tinggi dari standar ideal World Bank yaitu di bawah 10%.

Kekurangan gizi masih menjadi isu nasional dan hingga saat ini masih banyak anak Indonesia yang menderita hal tersebut. Masalah ini serius mengingat jumlah anak yang kekurangan gizi pada suatu negara,secara tidak langsung juga akan memengaruhi perkembangan dan kemajuan bangsa tersebut di masa depan.

Masih merujuk pada data dari Departemen Kesehatan RI pada Desember 2008, 44% dari seluruh anak di bawah usia 5 tahun di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami malanutrisi kronis. Sedangkan di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 47% anak mengalami malanutrisi kronis, yang di mana masih diklasifikasikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai kondisi yang serius.

Berangkat dari kepedulian Blue Band dalam mengatasi masalah malanutrisi pada anak-anak sekolah dasar di Indonesia dan dengan keberhasilan WFP dalam Program School Meal,Blue Band telah memberikan bantuan donasi senilai 1 miliar rupiah selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2007 hingga tahun 2009 ini. Bantuan ini difokuskan untuk disalurkan ke daerah NTT dan NTB.

Melalui Program School Meal, anak-anak diberikan biskuit yang telah difortifikasi untuk memenuhi kekurangan mikronutrien,serta meningkatkan kemampuan konsentrasi dan belajar. WFP juga mendukung pendidikan nutrisi dan kebersihan di dalam kelas.

Brand Manager Blue Band Agus Nugraha menyebutkan, Blue Band menyadari bahwa anak pada usia sekolah dasar membutuhkan asupan gizi seimbang karena memerlukan fungsi kerja otak maksimal untuk menyerap mata pelajaran dasar di sekolah, dan merupakan masa pertumbuhan fisik maksimal.

“Berdasarkan survei oleh WFP, Program School Meal yang telah dilakukan oleh WFP dan Blue Band di wilayah NTT dan NTB telah membuahkan hasil yang positif dalam hal kehadiran anak dan tingkat konsentrasi di sekolah,”ucapnya. Donor & Private Sector Relations Officer WFP Indonesia,Alan Brown, mengatakan bahwa harga makanan yang tinggi dan krisis finansial dipercaya oleh WFP sebagai penyebab sulitnya mendapatkan pangan yang mencukupi di daerah pedalaman seperti NTT dan NTB.

Oleh sebab itu, pada 2009 dan 2010 WFP akan memfokuskan perhatian dan bantuan pada kedua daerah ini di mana pangan dan malanutrisi masih menjadi masalah yang serius.Tujuan perkembangan milenium WFP juga sejalan dengan objektif pemerintah Indonesia yang telah menetapkan target untuk mengurangi tingkat malanutrisi, serta tingkat kematian ibu dan anak pada tahun 2010.

“Bantuan pihak swasta seperti Blue Band sangat kami hargai demi mencapai tujuan ini,” tandasnya. Fiastuti menambahkan, jika ingin anak tetap fit di sekolah, maka jangan pernah meninggalkan sarapan. Sebagai pengganti sarapan yang tertinggal atau menambah menu sarapannya,biskuit dari bantuan Program School Meal sangat berguna sekali untuk pemenuhan gizi seimbang mereka agar tetap fit dalam beraktivitas.(inggrid)

Jumat, 21 Agustus 2009

KPI Umumkan 5 Sinetron Bermasalah

Harian Kompas, Jum’at 21 Agustus 2009

Jakarta, Kompas Komisi Penyiaran Indonesia Pusat menemukan lima sinetron bermasalah yang ditayangkan sepanjang Juni 2009. KPI memberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya terhadap Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
”Rapat Pleno KPI Pusat tanggal 28 Juli, setelah mendapat masukan dan pertimbangan dari tim panelis yang beranggotakan Arief Rachman, Dedy Nur Hidayat, Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto, dan Razaini Taher, menyatakan, dari 28 program yang terdiri dari 666 episode yang diteliti, ditemukan lima sinetron yang bermasalah,” kata Koordinator Bidang Isi Siaran KPI Pusat Yazirwan Uyun, Kamis (20/8) di Jakarta.
Sinetron-sinetron bermasalah tersebut adalah 1001 Cerita yang ditayangkan TPI, Sakina, Kasih dan Asmara, Mualaf, serta ”FTV Drama” yang ditayangkan Indosiar.
Yazirwan Uyun menjelaskan, sinetron bermasalah tersebut umumnya menampilkan kekerasan fisik dan verbal, seperti menampar, memukul, menjambak, menendang, memaku, serta kata-kata kasar dan makian.
Menurut Yazirwan Uyun, masyarakat diharapkan bisa mengawasi dan berperan aktif memantau semua tayangan dan memberikan laporan kepada KPI melalui pesan pendek (SMS) ke nomor 081213070000 atau faksimile dan telepon ke nomor (021) 6340667 atau 6340713.
(NAL)

Makan Bersama Bikin Keluarga Lebih Harmonis

KOMPAS.com, Kamis 20 Agustus 2009

Keluarga inti merupakan sebuah lembaga kecil. Dari keluargalah segala norma, etiket, nilai-nilai, dan kepribadian seseorang terbentuk. Namun, ketika sebuah keluarga tidak lagi harmonis, hal-hal dan nilai baik sukar untuk diajarkan kepada anak-anak. Untuk itu, sebelum keluarga (sebagai tempat berbagi afeksi), nilai, dan sistem itu mulai rusak, usahakan untuk membentuk kembali kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bersama. Salah satunya adalah dengan makan bersama. Ini merupakan kegiatan yang dulu merupakan budaya, namun terkikis oleh jaman dan dalih kesibukan, macet, banyak kerjaan, bahkan malas.
Data yang disajikan oleh Dr. Erna Karim M.Si, pengajar di Program Sarjana Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, bahwa 5 tahun belakangan, angka perceraian umat Islam di kota–kota besar di Indonesia meningkat 3 kali lipat (hampir mencapai 300 persen). Yang terbesar terjadi di Surabaya (cerai talak sebanyak 17.728 perkara, cerai gugat 27.805 perkara), kedua di Bandung (cerai talak 13.415, cerai gugat 15.139); Semarang (cerai talak 12.694 perkara, cerai gugat 23.653 perkara); ketiga di Jakarta; dan keempat di Makasar. Data tahun 2005 –2006 ini berasal dari Dirjen Bimas Islam Dep. Agama RI.
Penyebab angka-angka perceraian di atas adalah ketidakharmonisan suami-istri, suami tidak bertanggungjawab, ekonomi, cemburu, kekerasan/penganiayaan, dan poligami. Hal ini sebenarnya bisa dicegah jika saja si orangtua dalam keluarga mendapat contoh bagaimana menjadi orangtua dari orangtua mereka sendiri. Karena ketika keluarga tidak harmonis, hal ini cenderung berulang kepada anak-anaknya.
Salah satu cara untuk menjembatani ketidakharmonisan keluarga adalah dengan makan bersama. Dr. Erna Karim, M.Si, pada peluncuran kampanye Royco Ayo Makan Bersama! mengatakan, “Kebiasaan makan bersama merupakan tradisi yang ada sejak dulu di masyarakat Indonesia. Namun, karena ada kendala struktural, seperti jam aktivitas keluarga yang tak sama, kepadatan lalu lintas, pengaruh teknologi, dan lainnya membawa implikasi kepada pergeseran nilai-nilai dan norma makan bersama."Padahal, makan bersama memiliki 3 fungsi, yakni mengenalkan variasi makanan pada anak, membentuk pola asuh anak, dan mengikat kebersamaan suatu keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil, terang Dr. Erna.
Dr. Rose Mini, M.Psi, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengutip hasil penelitian Teri L Burgess-Champoux, School of Public Health di University of Minnesota, yang melibatkan 677 remaja, tahun 1998 -2004. Makan bersama secara rutin selama masa peralihan, dari awal sampai pertengahan masa remaja, secara positif berdampak pada perkembangan perilaku sehat bagi pemuda, begitu menurut hasil penelitian tersebut.
Menurut Dr. Rose Mini, “Makan bersama bukan sekadar mengenyangkan perut saja, tapi juga mengenyangkan jiwa (soul food), memunculkan emosi positif bagi keluarga karena ada interaksi antaranggota keluarga sehingga dapat menciptakan hubungan yang erat dan harmonis. Namun, yang perlu diingat, bahwa pada saat makan bersama, hendaknya anggota keluarga saling menyimak dan menunjukkan empati kepada lawan bicara dan bukan sekadar basa-basi, serta mendengarkan sambil lalu, agar tercipta sebuah dialog positif.”
Pada tahun 2008, Unilever mengadakan penelitian terhadap 6.000 responden di 12 negara untuk mengetahui budaya makan bersama keluarga. Di Indonesia, penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan 500 responden dengan rentang usia 18-65 tahun dengan jumlah responden imbang laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan budaya makan bersama keluarga yang disebabkan oleh gaya hidup modern.
Cara untuk mengembalikan budaya makan bersama ini? Tentu kembali lagi dengan komitmen dan komunikasi di antara keluarga. Harus ada yang memulai untuk melakukan kegiatan ini. Setidaknya peran orangtua, misal ibu yang senantiasa mencipta suasana makan yang kondusif bersama keluarga. Lengkapi dengan hidangan lezat bergizi dan disukai anggota keluarga. Harus ada komitmen dari setiap anggota keluarga untuk sampai di rumah lebih awal dan meluangkan waktu agar dapat makan bersama beberapa kali tiap minggu, mengurangi bepergian dan makan di luar rumah, mengurangi aktivitas di depan televisi, komputer, video game, telepon genggam, dan alat komunikasi lain. Ini penting, agar mendapatkan interaksi tatap muka dan interaksi yang akrab. Keluarga yang makan bersama, lebih besar kemungkinannya untuk selalu terus bersama.


Makan Bersama Bikin Keluarga Lebih Harmonis

KOMPAS.com, Kamis 20 Agustus 2009

Keluarga inti merupakan sebuah lembaga kecil. Dari keluargalah segala norma, etiket, nilai-nilai, dan kepribadian seseorang terbentuk. Namun, ketika sebuah keluarga tidak lagi harmonis, hal-hal dan nilai baik sukar untuk diajarkan kepada anak-anak. Untuk itu, sebelum keluarga (sebagai tempat berbagi afeksi), nilai, dan sistem itu mulai rusak, usahakan untuk membentuk kembali kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bersama. Salah satunya adalah dengan makan bersama. Ini merupakan kegiatan yang dulu merupakan budaya, namun terkikis oleh jaman dan dalih kesibukan, macet, banyak kerjaan, bahkan malas.
Data yang disajikan oleh Dr. Erna Karim M.Si, pengajar di Program Sarjana Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, bahwa 5 tahun belakangan, angka perceraian umat Islam di kota–kota besar di Indonesia meningkat 3 kali lipat (hampir mencapai 300 persen). Yang terbesar terjadi di Surabaya (cerai talak sebanyak 17.728 perkara, cerai gugat 27.805 perkara), kedua di Bandung (cerai talak 13.415, cerai gugat 15.139); Semarang (cerai talak 12.694 perkara, cerai gugat 23.653 perkara); ketiga di Jakarta; dan keempat di Makasar. Data tahun 2005 –2006 ini berasal dari Dirjen Bimas Islam Dep. Agama RI.
Penyebab angka-angka perceraian di atas adalah ketidakharmonisan suami-istri, suami tidak bertanggungjawab, ekonomi, cemburu, kekerasan/penganiayaan, dan poligami. Hal ini sebenarnya bisa dicegah jika saja si orangtua dalam keluarga mendapat contoh bagaimana menjadi orangtua dari orangtua mereka sendiri. Karena ketika keluarga tidak harmonis, hal ini cenderung berulang kepada anak-anaknya.
Salah satu cara untuk menjembatani ketidakharmonisan keluarga adalah dengan makan bersama. Dr. Erna Karim, M.Si, pada peluncuran kampanye Royco Ayo Makan Bersama! mengatakan, “Kebiasaan makan bersama merupakan tradisi yang ada sejak dulu di masyarakat Indonesia. Namun, karena ada kendala struktural, seperti jam aktivitas keluarga yang tak sama, kepadatan lalu lintas, pengaruh teknologi, dan lainnya membawa implikasi kepada pergeseran nilai-nilai dan norma makan bersama."Padahal, makan bersama memiliki 3 fungsi, yakni mengenalkan variasi makanan pada anak, membentuk pola asuh anak, dan mengikat kebersamaan suatu keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil, terang Dr. Erna.
Dr. Rose Mini, M.Psi, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengutip hasil penelitian Teri L Burgess-Champoux, School of Public Health di University of Minnesota, yang melibatkan 677 remaja, tahun 1998 -2004. Makan bersama secara rutin selama masa peralihan, dari awal sampai pertengahan masa remaja, secara positif berdampak pada perkembangan perilaku sehat bagi pemuda, begitu menurut hasil penelitian tersebut.
Menurut Dr. Rose Mini, “Makan bersama bukan sekadar mengenyangkan perut saja, tapi juga mengenyangkan jiwa (soul food), memunculkan emosi positif bagi keluarga karena ada interaksi antaranggota keluarga sehingga dapat menciptakan hubungan yang erat dan harmonis. Namun, yang perlu diingat, bahwa pada saat makan bersama, hendaknya anggota keluarga saling menyimak dan menunjukkan empati kepada lawan bicara dan bukan sekadar basa-basi, serta mendengarkan sambil lalu, agar tercipta sebuah dialog positif.”
Pada tahun 2008, Unilever mengadakan penelitian terhadap 6.000 responden di 12 negara untuk mengetahui budaya makan bersama keluarga. Di Indonesia, penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan 500 responden dengan rentang usia 18-65 tahun dengan jumlah responden imbang laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan budaya makan bersama keluarga yang disebabkan oleh gaya hidup modern.
Cara untuk mengembalikan budaya makan bersama ini? Tentu kembali lagi dengan komitmen dan komunikasi di antara keluarga. Harus ada yang memulai untuk melakukan kegiatan ini. Setidaknya peran orangtua, misal ibu yang senantiasa mencipta suasana makan yang kondusif bersama keluarga. Lengkapi dengan hidangan lezat bergizi dan disukai anggota keluarga. Harus ada komitmen dari setiap anggota keluarga untuk sampai di rumah lebih awal dan meluangkan waktu agar dapat makan bersama beberapa kali tiap minggu, mengurangi bepergian dan makan di luar rumah, mengurangi aktivitas di depan televisi, komputer, video game, telepon genggam, dan alat komunikasi lain. Ini penting, agar mendapatkan interaksi tatap muka dan interaksi yang akrab. Keluarga yang makan bersama, lebih besar kemungkinannya untuk selalu terus bersama.


Makanan Penurun Kolesterol


Kompas.Com, Rabu 19 Agustus 2009
Gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko penyebab kolesterol yang dapat diubah. Salah satu perubahan gaya hidup yang mudah dilakukan adalah dengan memilih konsumsi makanan yang tepat.

Ada beberapa jenis makanan yang efektif meningkatkan kolesterol baik (high-density lipoproteins/HDL). HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol dari sel dan dinding arteri serta membawa kolesterol kembali ke hati untuk dibuang. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran sejak dini untuk mulai memilih-milih makanan yang sehat dikonsumsi.

Kurangi Lemak jenuh
Salah satu pemicu peningkatan kolesterol adalah jumlah dan jenis lemak jenuh. Makanan yang berasal dari hewan, seperti susu, keju, daging, margarin, atau keju, biasanya mengandung lemak jenuh. Tapi ada juga bahan makanan dari tumbuhan yang mengandung lemak jenuh, misalnya minyak kelapa atau minyak sawit.
Kedelai
Food and Drug Administration AS merekomendasikan konsumsi protein kedelai minimal 25 gram setiap hari untuk mengurangi kolesterol. Ada banyak pilihan makanan berbasis kedelai yang tersedia di sekitar kita, mulai dari tahu, tempe, hingga susu kedelai.

Perbanyak serat
Penelitian menunjukkan, konsumsi kacang-kacangan setiap hari selama enam minggu bisa mengurangi kolesterol hingga 10 persen.

Serat yang mudah larut di air menghambat penyerapan kolesterol di usus sehingga membantu menurunkan jumlah kolesterol dalam darah. Serat yang mudah larut bisa kita temukan pada gandum, beras merah, kacang, apel, wortel, dan sebagian besar sayur dan buah-buahan.

Konsumsi ikan
Penelitian menunjukkan asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan, terutama ikan laut seperti salmon bisa membantu menurunkan lemak jahat dan meningkatkan kadar lemak baik, serta menurunkan trigliserida. The American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi minimal dua porsi ikan dalam seminggu.

Alpukat
Buah alpukat merupakan sumber terbaik untuk lemak tak jenuh yang bisa membantu meningkatkan kadar kolesterol baik sekaligus menurunkan kolesterol jahat. Alpukat juga mengandung beta sitosterol yang bisa mengurangi penyerapan kolesterol dari makanan. Meski begitu, alpukat mengandung kalori tinggi, yakni 300 kalori dan 30 gram lemak. Karena itu konsumsi buah ini sebagai pengganti makanan tinggi lemak lainnya.

Bawang putih
Selama ratusan tahun bawang putih telah digunakan oleh berbagai budaya di dunia. Suku Mesir memasukkan bawang putih dalam diet mereka untuk menambah stamina.

Dalam dunia modern, para peneliti berhasil mengetahui manfaat bawang putih untuk menurunkan kolesterol, mencegah sumbatan pembuluh darah, mengurangi tekanan darah, dan membantu tubuh melawan infeksi. Penelitian terkini menyebutkan bumbu ini mencegah terjadinya plak di arteri pada stadium dini, atau disebut juga nano plak.

Bayam
Sayuran ini kaya akan lutein, pigmen berwarna kuning yang juga ditemukan pada sayuran berdaun hijau dan kuning telur. Reputasi lutein dalam menjaga penglihatan sudah terkenal. Penelitian terkini menunjukkan makanan yang kaya lutein juga melindungi kita dari serangan jantung dengan cara membentuk lapisan pelindung dinding arteri dari serangan kolesterol.

Teh
Teh, baik diminum dalam kondisi dingin atau panas, memiliki kandungan antioksidan, Flavonoids. Studi membuktikan teh juga menjaga pembuluh darah tetap rileks dan mencegah sumbatan. Flavonoids dalam teh juga menujukkan bisa mencegah oksidasi kolesterol jahat yang menyebabkan terbentuknya plak di dinding arteri. Antioksidan yang sangat kuat ini mungkin juga menurunkan kolesterol dan tekanan darah.

Cara mengolah
Yang tak kalah penting dalam menjaga kadar kolesterol tetap normal adalah pengolahan makanan. Meski makanan yang dipilih sudah berkolesterol rendah, kalau dimasak dengan minyak yang mengandung minyak jenuh, tetap saja makanan itu mengandung kolesterol tinggi.

Proses pengolahan makanan yang disarankan adalah dengan cara dikukus, bakar, atau rebus. Bila sudah terbiasa makanan yang digoreng, kurangi porsinya atau pilih cara masak dengan menumis yang memakai minyak dalam jumlah sedikit.

Saat Harus Kembali Bekerja

Kompas.com Rabu 19 Agustus 2009 | 19:41 WIB

Usai melahirkan dan menikmati masa menjadi ibu selama tiga bulan penuh, kini saatnya Anda harus kembali ke kantor. Ada perasaan tak rela harus meninggalkan si kecil, namun pekerjaan dan pergaulan di kantor juga terasa begitu menggoda. Namun, ketika akhirnya hari pertama masuk kerja itu datang, hati Anda begitu hancur. Anda tidak tega mendengarkan si kecil menangis begitu pilu, melihat sang ibu bersiap-siap meninggalkan dirinya. Saat itu mungkin Anda akan merasa begitu tidak bertanggung jawab, tidak mampu melakukan tugas sebagai ibu sepenuhnya.
Maka, Anda perlu dukungan orang lain untuk menggantikan tugas Anda sementara Anda tidak di rumah. Orang lain itu bisa suami, pengasuh, orangtua, mertua, atau bahkan tetangga. Mintalah nasihat mengenai bagaimana harus mengasuh anak saat Anda harus kembali bekerja. Diskusikan harapan-harapan Anda mengenai gaya hidup ibu bekerja, termasuk dengan atasan, dan apa yang mereka harapkan dari Anda. Diskusi ini akan memberikan bayangan pada Anda bagaimana harus menghadapi masa transisi antara tugas mengasuh anak dan bekerja di kantor. Penting untuk Anda ketahui, bahwa berkonsentrasi pada pekerjaan di kantor sama pentingnya dengan perhatian untuk si kecil.
Untuk memberi gambaran pada Anda, simak tips dari Ariane de Bonvoisin, penulis The First 30 Days dan pendiri first30days.com, website yang didedikasikan untuk membantu Anda menghadapi perubahan dalam hidup.
Bagaimana memaksimalkan waktu dengan bayi?
Selama ini kita selalu mengatakan, kualitas lebih penting dari kuantitas. Karena itu, saat Anda sedang di rumah, pastikan bahwa diri Anda benar-benar hadir untuk si kecil. Bagaimana caranya? Mudah saja: matikan televisi, singkirkan ponsel, dan terutama keharusan meng-update status di Facebook. Lakukan ini, hanya bila Anda memang peduli pada si kecil. Untuk memberikan waktu berkualitas pada si kecil, Anda bisa mengajaknya ngobrol, misalnya dengan bercerita mengenai apa saja yang Anda lakukan di kantor. Misalnya, "Hari ini Ibu ada rapat, lamaaa... sekali. Padahal Ibu sudah kangen sama kamu." Bertanyalah juga pada si kecil, apa yang dia lakukan hari ini (meskipun Anda harus menjawabnya sendiri). Meskipun bayi tidak bisa berbicara, yang penting adalah komunikasi dan kontak batin antara Anda dengannya. Berbagi cerita akan memungkinkan Anda untuk mengekspresikan emosi, dan membantu si bayi meluapkan emosinya juga.
Perasaan apa yang bisa diharapkan?
Anda mungkin akan merasa begitu lelah, bahkan mungkin depresi. Namun perasaan yang paling Anda rasakan mungkin adalah rasa bersalah karena meninggalkannya begitu lama di rumah. Atau justru karena Anda merasa lega dapat meninggalkan rumah menuju kantor? Itu pun wajar saja. Jika rasa bersalah ini muncul, ingatkan diri Anda mengapa Anda harus berangkat ke kantor, dan mengapa hal itu merupakan pertanda baik. Lalu, tetaplah berpegang pada pikiran tersebut. Rasa bersalah akan memudar bersama kesibukan yang Anda alami di kantor, dan Anda akan merasa lebih baik sesudahnya. Mungkin Anda akan merasa iri hati dengan teman yang suaminya begitu cekatan mengurus bayi. Namun tak ada gunanya membanding-bandingkan. Lebih baik Anda minta teman-teman yang lain berbagi tips merawat bayi.
Anda mungkin akan membutuhkan pengakuan, entah dari teman atau dari keluarga, bahwa Anda telah melakukan hal yang benar. Namun pengakuan tersebut seharusnya bukan karena Anda mampu menyeimbangkan karir dan pekerjaan di rumah, melainkan karena Anda telah mengusahakan yang terbaik untuk si kecil.
Lima cara sukses melewati masa transisi:
1. Sewa seorang pengasuh, entah pembantu rumah tangga atau baby sitter. Jika mereka datang untuk bernegosiasi dengan Anda, ajak si kecil bersama Anda, untuk mengetahui bagaimana interaksi mereka terhadap anak. Berlatihlah bersama-sama dengan pengasuh untuk menjalankan kegiatan rutin bersama anak.
2. Delegasikan tugas. Sebagai manajer rumah tangga, Anda wajib mendelegasikan tugas kepada suami maupun pengasuh untuk mengambil alih tanggung jawab atas si bayi ketika Anda sedang beraktivitas. Anda tak punya pengasuh, dan belum berani menyerahkan si kecil pada suami? Minta ia menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga yang lain, seperti mencuci pakaian atau menyapu dan mengepel lantai.
3. Menyesuaikan diri. Pastikan Anda tidak banyak menceritakan problem Anda bersama si kecil saat berada di kantor, atau simpan untuk sahabat terdekat Anda saja. Hal ini untuk memastikan bahwa perhatian Anda benar-benar tercurah ke pekerjaan, bukan kepada bayi di rumah.
4. Tetap berhubungan. Dalam minggu-minggu pertama, usahakan pengasuh pergi berlibur saat weekend sehingga Anda bisa menyediakan waktu berkualitas untuk si kecil. Sambil berusaha menyesuaikan diri dengan jadual kehidupan Anda yang baru, Anda bisa menemukan jalan keluar untuk membantu Anda menenangkan diri.
5. Nikmati peran baru Anda. Ini yang terpenting. Bila kehadiran bayi memang sudah lama Anda nantikan, pantaskah Anda berkeluh-kesah saat harus pontang-panting membagi perhatian antara pekerjaan, suami, dan si kecil? Anda bekerja untuk mencari uang bagi keperluan si kecil, maka bekerjalah dengan senang. Saat di rumah, ikuti semua perkembangan si kecil, dan jangan biarkan Anda melewatkan satu momen pun agar Anda bisa menjadi ibu yang seutuhnya

Gizi Baik, Anak Jarang Bolos Sekolah

Kompas.Com, Selasa 18 Agustus 2009

KOMPAS.com - Pemberian makanan tambahan berupa biskuit yang sudah diperkaya dengan zat-zat gizi untuk memenuhi kecukupan gizi tidak saja efektif menurunkan angka penyakit, tapi juga meningkatkan angka kehadiran dan konsentrasi anak di sekolah.

Demikian Agus Nugraha, Brand Manager Blue Band, memaparkan keberhasilan program school meal yang sudah berjalan selama tiga tahun bekerja sama dengan World Food Programme di beberapa wilayah malnutrisi, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam program school meal tersebut, anak-anak di NTT dan NTB diberikan biskuit yang sudah difortifikasi. Menurut survei oleh WFP, program tersebut telah menunjukkan hasil positif berupa kehadiran anak di sekolah yang lebih tinggi, yaitu 99 persen dari sebelumnya 93 persen, serta tingkat konsentrasi anak meningkat dari 54 persen menjadi 73 persen.

Selain pemberian makanan tambahan, WFP juga memberikan penyuluhan gizi kepada para ibu dan wanita hamil serta pendidikan hidup bersih. Dengan cara ini diharapkan masalah gizi buruk dapat diatasi secara keseluruhan.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2009, Indonesia telah berhasil mengurangi tingkat malnutrisi nasional selama beberapa tahun terakhir dari 25 persen menjadi 18 persen. Meski hal tersebut masih jauh dari standar ideal World Bank, yaitu di bawah 10 persen.

Malnutrisi merupakan masalah kesehatan yang masih menghantui republik ini meski pelbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Jangkankan di daerah, di DKI Jakarta saja masih banyak anak sekolah yang menderita malnutrisi.

"Di Jakarta tanda kekurangan gizi bisa dilihat pada anak-anak sekolah yang tinggi badannya di bawah rata-rata," kata pakar gizi klinik, Dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK.

Ditambahkan oleh Fiastuti, agar anak sehat dan berprestasi di sekolah, kualitas makanan anak perlu ditingkatkan. "Makanan mengenyangkan belum tentu gizinya terpenuhi," katanya.

Oleh karena itu, Fiastuti menyarankan agar orangtua mulai membiasakan anaknya untuk sarapan dengan menu bergizi. "Bila cadangan energi kurang, maka energi untuk otak juga berkurang, bagaimana anak bisa menangkap pelajaran di sekolah," katanya.

Kamis, 20 Agustus 2009

Sambal Goreng Ati

Bahan-Bahan

1 kg Kentang
1/2 kg Ati Sapi
2 papan petai
1/4 kg Cabai Merah Besar
5 siung bawang putih
5 btr bawang merah
2 lbr daun salam
1 ruas jari lengkuas (dimemarkan)
2 Gelas santan dari 1 btr kelapa
1 Sdm Garam
2 sdm gula merah

Cara Membuat
1. Kupas kentang, dan iris dadu setelah itu gorang sampai kering.
2. Ati sapi di rebus selama 15 menit, kemudian di iris dadu.
3. Rebus sebentar cabai merah, bawang merah dan bawang putih untuk kemudian dihaluskan.
4. Setelah itu tumis bumbu hingga harum, masukkan gula,garam, daunsalam dan lengkuas yang telah dimemarkan.
5. Tambahkan satu gelas air dan biarkan mendidih
6. Setelah itu masukkan ati sapi, dan biarkan hingga bumbu meresap lalu tambahkan santan
7. Setelah airnya berkurang masukkan kentang sambil diaduksesekali hingga habis airnya.
8 Masukkan petai, masak sebentar lalu matikan api
9. Diamkan sebentar dan sajikan di wadah Tupperware Saucy Dish.

Beli gado-gado 2 bungkus dapatnya banyak sekali…..

Siang menjelang bulan puasa rasanya panas sekali, membuatku malas untuk keluar rumah. Tapi ya tetap harus jalan karena nggak ada makanan untuk makan siang. Jadi dengan agak setengah hati aku pun berangkan jalan kaki untuk membeli dua bungkus gado-gado di warung Mpok.
Mpok, gado-gadonya 2 bungkus ya, yang satu pedas, satu lagi cabainya 1 saja kataku. Iya tunggu sebentar ya Neng, Mpok penjual gado-gado pun masuk kembali ke rumahnya. Sambil membawa ketimun yang baru saja dicuci, Maaf ya Neng, di dalam masih masak, memangnya belum matang semua mpok? Belum Neng, maklumlah nggak ada yang ngebantuin, Cuma mantu saya aja, itu aja kalau dia sift malem. Rajin ya Mpok mantunya, padahal laki-laki. Iya neng Alhamdulillah, anak saya yang dua kerja satu lagi tuh molor melulu kerjanya emang susah punya anak laki-laki. Katanya sambil melanjutkan membuat gado-gado.

Sebentar lagi puasa ya neng?,kayaknya cepet banget waktu berjalan. Iya betul, kalau puasa jualan Mpok? Nggak Neng, anak saya bisa marah kalau saya tetap jualan, dia pasti ngasih duit ke saya kalau bulan puasa biar saya nggak jualan. Lagian cape Neng kalau jualan, bisa-bisa saya nggak bisa ibadah. Jangankan baca Al-Quran, shalat tarawih aja nggak sempet. Kalau jualan nih Neng, maghrib-maghrib orang-orang minta bikinin makanan-inilah, makanan itulah pokoknya nggak sanggup deh, katanya sambil membungkus gado-gado yang satu.

Setelah itu ia melanjutkan membuat gado-gado yang kedua. Sayapun bertanya lagi padanya, terus kalau nggak jualan dirumah ngapain aja Mpok? Ya, Abis Sahur yabaca Al-Qur-an, sampai Subuh, nanti shalat Subuh dan beres-beres rumah deh. Habis itu jam sembilanan Shalat Sunat Duha, sebelumnya shalat Taubat dulu Neng nggak usah banyak-banyak 2 rokaat-2 rokaat aja. Habis itu baca Al_Qur-an, Syukur-syukur kalau dapat 2 Juz, Kalau nggak sih sampai berapa ‘ain gitu. Mudah-mudahan kuat puasa ramadhan tahun ini, biar nggak ada utang, kalau punya utang takut nggak kebayar Neng.

Ntar, jam 2-an baru masak buat buka, pokoknya kalau puasa mah yang penting ibadah deh. Subhanallah kataku dalam hati Mpok ini selain pekerja keras sangat taat ibadahnya, pantas saja melihat wajahnya saja begitu bersih dan teduh. Lalu dia melanjutkan, kata orang sih orang betawi pada males-males Neng, baru punya kontrakan 5 petak aja, kerjanya Cuma tidur-tiduran, ya kalau itu sih bukan karena orang betawinya kali Mpok,yang lain juga kalau memang dasarnya pemalas ya kerjanya Cuma tidur-tiduran aja nggak pada usaha. Iya ya Neng, Udah nih Neng, katanya sambil membungkus gado-gado yang kedua, jadi semuanya berapa Mpok? Tanyaku. Empat belas ribu. Akupun menyodorkan uang lima puluh ribuan, dan Si Mpok dengan segera mengembalikan sisa uangku. Makasih ya Mpok, Iya Neng, mudah-mudahan pada sehat terus ya, katanya lagi. Akupun beranjak pulang ke rumah sambil berkata dalam hati stop bermalas-malasan ya... Semoga.............................

Rabu, 19 Agustus 2009

Sinar

Sinar itu kembali
Menari di hadapan mata yang terpaku
Berputar di antara pandangan yang ragu
Berhenti di kepingan wajah yang beku

Sinar itu kembali......
Menusuk jiwa yang gelap
Merayap di hati yang temaram
Terhanyut dalam aliran darah yang pekat

Sinar itu kembali……
Ke dalam hati yang menghamba
Ke dalam Sukma yang merajuk
Ke dalam jiwa yang memohon

Sinar itu kembali………
Membimbingku kepada-Mu
Mengantarkanku kepada-Mu
Mengembalikanku kepada-Mu

Sinar itu kembali........
Meraih cinta yang terjatuh
Memanggil asa yang terhempas
Menyirami kasih yang layu

Hingga...............
Ku terjatuh bersujud
Kembali ke pangkuan-Mu

Jakarta, 9 Agustus 2009

Menangis


Entah mengapa...............................
Aku merasa sepertinya aku bukanlah aku.
Aku yang biasanya selalu ada untuk semua
Aku yang biasanya sangat mudah untuk dicintai
Aku yang biasanya selalu bisa diandalkan.

Yang tersisa
Hanya aku yang tidak lagi berbuat apa-apa
Hanya aku yang sering termangu dalam kesendirian
Hanya aku yang berada dalam angan semu
Hanya aku yang larut dalam emosi yang bergejolak di hatiku

Aku menjadi
Tak tahu lagi siapa diriku
Tak mengenal lagi jiwa yang merasuk hatiku
Tak bisa lagi bermain kata-kata
Tak mampu lagi menyisakan sedikit saja cinta

Hancur.........................sehancur hancurnya
Hampa
Letih
Sedih
Dan luka...................teramat dalam

Aku ingin berteriak
Aku ingin menangis
Yang pasti aku ingin lagi menjadi aku yang dulu

Ya Allah.....
Dimana kah aku
Kemanakah aku harus mencari belas kasihmu

Jakarta, 24 Juli 2009

Nyeri Hebat Berisiko Kemandulan

Seputar Indonesia, Selasa 18 Agustus 2009

SISTEMimunitas ibarat ”tentara”pelindung tubuh dari serangan kuman-kuman musuh. Jika sistem pertahanan ini lumpuh,penyakit mudah gentayangan dalam tubuh,termasuk endometriosis.

Segala sesuatu yang tumbuh di luar batas senantiasa menimbulkan masalah. Endometrium merupakan lapisan atau jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Endometriosis terjadi ketika ada pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai penyakit yang berasal dari sisi dalam rahim.

Menurut spesialis Kebidanan dan Kandungan FKUI Jakarta Prof Dr dr Teuku Zulkifli Jacoeb SpOG(K), endometriosis identik dengan imunologis penuh-nyeri, sebab dalam kandungan timbul perlekatan-perlekatan yang menimbulkan nyeri.”Penyakit ini memang tidak mematikan, tapi penderitanya bisa dibuat merana sepanjang hayat akibat nyeri berkepanjangan,” ungkapnya. Rasa nyeri tersebut bisa bermanifestasi dalam bentuk keluhan atau gejala beragam.

Hal inilah yang terkadang menyulitkan dokter menetapkan penyakit ini, sebab gejalanya kerap tidak menentu dan tidak khas,bahkan dapat menyerupai keadaan lain seperti apendisitis,kista ovarium, obstruksi usus,kanker kolon, miom uterus, dan penyakit radang panggul. ”Keluhan tersering adalah gangguan yang berkaitan dengan haid, seperti nyeri menjelang dan saat haid atau dismenore.

Ada juga yang merasa nyeri saat berhubungan seks,” kata Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSCM dr I Putu G Kayika SpOG(K). Endometriosis juga bisa berdampak pada kesuburan. Itu sebabnya, penyakit ini juga kerap dikaitkan dengan kasus kesulitan hamil pada wanita. Namun menurut Putu, besarnya dampak bergantung pada berat-ringannya endometriosis yang diderita. ”Ada yang ringan dan tidak berefek, tapi ada pula yang berat dan sudah mengenai bagian yang terlibat dalam proses reproduksi, sehingga dampak terbesar bisa saja menjadi infertil (mandul),” ungkapnya.

Anak 10 Tahun Bisa Kena

Endometriosis merupakan penyakit reproduksi yang banyak menyerang remaja dan wanita usia subur, bahkan pascamenopause. Namun, seiring perkembangan kehidupan modern,usia awitan terkena endometriosis menjadi lebih muda.

Kalau dulu endometriosis acap dipersalahkan sebagai penyebab wanita sukar hamil atau ketidaksuburan, kini ternyata remaja usia belasan pun dapat terkena. ”Usia paling muda yang pernah ditemukan adalah 10 tahun,pasien saya juga ada yang masih 14 tahun,”ungkap Jacoeb. Mengapa penyakit yang juga menurunkan produktivitas kerja wanita ini bisa menyerang sejak belia?

Kehidupan modern dengan pengaruh global yang menyergap segala bidang menyebabkan perubahan, baik pada lingkungan maupun pola hidup masyarakat. Tayangan visual yang kian beraneka ragam dan tak terkontrol juga bisa mempercepat proses pematangan hormon seorang anak alias puber sebelum waktunya. ”Hormon pada manusia juga memengaruhi sistem reproduksi. Misalnya menonton film horor di televisi bisa merangsang kenaikan emosi,rasa takut,atau cemas.Pada anak kecil, hal itu juga bisa menjadikan dia ’matang’ sebelum waktunya.

Dan pada akhirnya,keadaan ini bisa memicu timbulnya penyakit,” urainya. Pola makan mengandung banyak bahan yang menjadi residu dan aktivitas fisik yang rendah,juga turut berperan.Sejumlah penelitian membuktikan bahwa toksin lingkungan ikut terlibat dalam patogenesis endometriosis. Banyaknya senyawa lingkungan yang berkemampuan mengubah- ubah sistem endokrin atau imun telah membuat pajanan yang terjadi serentak akan bekerja sinergis.

”Sebut saja pipa PVC alias paralon yang biasa dipakai untuk kabel listrik dan saluran air.Itu kalau dibakar atau kena panas tinggi bisa menimbulkan dioksin,”sebut dia. Cara kerja dioksin sangat mirip dengan estrogen,yang mana zat racun ini menempati ”tempat duduk” estrogen atau yang disebut reseptor, sehingga estrogen yang ada dalam tubuh jadi ”gentayangan” karena tempatnya diduduki ”tamu tak diundang”. ”Akibatnya, estrogen yang gerayangan tadi merangsang organ tubuh lain dan salah sasaran,misalkan di payudara,rahim,dan indung telur,”sebutnya.

Lebih lanjut Jacoeb mengemukakan, pengobatan pada pasien endometriosis ditujukan untuk mengembalikan fungsi kerja hormon ke asal.Dasarnya adalah menekan sintesis atau fungsi hormon.Itulah sebabnya,obat antiestrogen masih menjadi metode pengobatan utama. Bagi ibu-ibu dan remaja, obatobatan anti-imun potensial lebih menguntungkan karena hormonnya tidak diganggu.

”Dengan pengatur kekebalan tubuh ini,penyakit bisa diberantas tanpa mengganggu sistem hormon. Dengan demikian,si wanita bisa tetap haid, penyakitnya susut, dan bisa punya keturunan,”papar dokter yang juga berpraktik di Sam- Marie Healthcare Jakarta. (inda s)

Manfaat Membaca

Selalu saja ada hal baru yang menarik dan bermanfaat ketika kita membaca, itu sangat saya rasakan setiap saya selesai membaca. Minimal saya bisa mengetahui perkembangan dunia sekitar saya. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang wilayah kerjanya hanya seputar rumah, tetangga dan pasar, bukanlah hal yang mudah mengatasi kebosanan akan rutinitas harian dan kalau sudah mulai bosan, biasanya suami dan anakkulah yang akhirnya menjadi korban. Dan satu-satunya yang bisa menyelamatkanku dari kebosanan berada di rumah adalah kegiatan membaca.

Memang sampai saat ini belum banyak daftar bacaan yang menjadi santapan harianku. Novel-novel romantis karya Danielle Steel dan Sandra Brown membuat hari-hari bersama suami makin romantis, novel-novelnya Kang Abik membuat semangat untuk selalu beribadah, novelnya eLKaHa membuatku membayangkan masa lalu yang penuh dengan hal-hal yang di luar nalar kita. Winnetou, suasana padang savanna yang gersang wow petualangan seru….Membaca artikel yang berhubungan dengan pekerjaan suami atau ketertarikan suami membuat pembicaraan dengan suami menjadi nyambung. Membaca artikel tentang kesehatan dan pendidikan anak membuat saya bisa sharing pendapat dengan ibu-ibu lain, jadi kalau sedang berkumpul nggak melulu soal gossip.

Banyak yang bisa kita dapatkan membaca buku ataupun artikel di internet. Jadi jangan malas untuk membaca karena hanya dengan membaca cakrawala dunia terbentang luas di hadapan kita, walaupun kita hanya berada di satu tempat saja. Bacalah........... Iqro.............Read..............

17 Agustus-an



Tanggal 16 Agustus lalu aku di telpon Pak RT, “ Teh sore ini nggak kemana-mana kan? ” Enggak Pak, memangnya ada apa? Nanti sore Abi ikut lomba anak-anak ya? Supaya ramai. Baik Pak jawabku nanti setelah mandi aku ajak Abi dan ayahnya ke lokasi lomba.

Sore setelah memandikan Abi dan shalat Ashar kami bertigapun datang ke lokasi yang sudah dipersiapkan untuk lomba, ada beberapa lomba yang disiapkan panitia, membawa kelereng dalam sendok, memasukkan bendera ke dalam botol, memasukkan paku ke dalam botol, dan lomba makan kerupuk. Awalnya Abi nggak mau ikut lomba sama sekali, tapi setelah aku bujuk akhirnya dia mau mengikuti lomba Mengambil bendera untuk dimasukkan ke dalam botol. Akupun meminta Ayah untuk berjaga di dekat bendera, sementara aku di dekat botol.

Akhirnya panitia mulai menghitung satu...dua...tiga.... Abipun berlari dengan kencangnya menuju bendera, tapi ternyata Dia tidak berhenti untuk mengambil bendera melainkan terus berlari ke Ayah dan langsung memeluk ayah dengan erat sambil berkata ” Ayaah gendooong” Spontan semua yang ada tertawa melihat kejadian itu. Aku dan Ayah Abipun dengan bangga menciumnya, walau bagaimanapun Abi telah berusaha untuk mengikuti permainan yang memang ditujukan untuk anak-anak.

Pada akhirnya Panitia memberikan apresiasi berupa kantung berisi makanan dan minuman kepada anak- anak yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan 17 Agustusan ini. Dan Abi begitu bangga mendapatkan hadiah juara kedua, kebetulan memang mereka hanya berdua pada saat lomba lari mengambil bendera.

Jumat, 07 Agustus 2009

Bangsa yang Malas Membaca Kalah Bersaing

Harian Kompas, Kamis, 6 Agustus 2009

Samarinda, Kompas - Membaca harus menjadi kebiasaan yang tidak boleh ditinggalkan karena erat kaitannya dengan kualitas manusia pada suatu bangsa. Jika malas membaca, bangsa itu pasti kalah dalam perkembangan era teknologi yang pesat saat ini.

Wakil Gubernur Kalimantan Timur Farid Wadjdy mengatakan hal itu dalam Pembukaan Kompas Gramedia Fair (KGF) di Gedung Olahraga Segiri, Samarinda, Rabu (5/8). ”KGF sebagai bukti sumbangsih Kompas Gramedia terhadap pendidikan dan peningkatan minat baca masyarakat,” katanya.

Nilai positif dari membaca buku adalah informasi dan pengetahuan bisa diaplikasikan dalam hidup. ”Semua agama pasti menganjurkan baca, baca, dan baca,” ucap Farid.
”Membaca erat kaitannya dengan kualitas manusia. Jadikan membaca kebiasaan yang tidak boleh ditinggalkan,” kata Farid.

Kegiatan yang diikuti oleh penerbit surat kabar, majalah, dan buku dalam KGF tersebut berlangsung hingga Minggu. Tujuannya, mengajak masyarakat meningkatkan minat membaca.

Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun pada pembukaan KGF itu mengatakan, budaya membaca dan menulis di Indonesia jauh lebih rendah daripada Vietnam. Vietnam bisa menghasilkan 15.000 judul buku baru dalam setahun, sedangkan Indonesia paling banyak 12.000 judul buku.

Rikard menyatakan, buku adalah jendela dunia dan ilmu pengetahuan. Namun, budaya membaca dan menulis kalah daripada budaya menonton. ”Kalau kita tidak membaca, peradaban kita berhenti,” ujarnya.

Selain pameran buku dan media, KGF disemarakkan dengan lomba menyanyi dan lomba presenter anak-anak, seminar pendidikan dan entrepreneurship, lokakarya membaca cepat, penulisan artikel, fotografi dan facebook, pentas musik, bahkan demo memasak. (BRO)

Breastfeeding Fair, Segala Hal tentang ASI

Kompas.com, Kamis, 6 Agustus 2009

JAKARTA, KOMPAS.com — Anda yang belum paham arti pentingnya atau ingin tahu lebih banyak tentang manfaat air susu ibu (ASI) perlu mengikuti kegiatan ini. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengadakan AIMI Breastfeeding Fair di Dharmawangsa Square dari tanggal 6 Agustus hingga 10 Agustus 2009.

Kegiatan bertema "Serba-serbi Bayi ASI" ini berupa sharing & caring, talk show, seminar, hingga bazar. Kegiatan ini diadakan untuk menyambut Pekan ASI sedunia yang jatuh pada minggu pertama bulan Agustus. Pekan ASI sedunia ini memiliki tema "Breastfeeding, A Vital Emergency Response: Are You Ready?".
Tema ini diambil agar dukungan kepada ibu atau praktisi kesehatan untuk mengutamakan pemberian ASI kepada bayi dan baduta (bawah umur dua tahun) semakin meningkat.

Selain pembicara dari Indonesia, seperti Lanny Koeswandi, Ellen Kurniawan, Utami Rusli, dan artis-artis ibu kota, hadir juga pembicara berkelas internasional. Jack Newman, pengarang buku Dr Jack Newman's Guide to Breastfeeding dan The Ultimate Breastfeeding Book of Answer, turut memeriahkan kegiatan ini.

Jack Newman akan menjadi pembicara dalam seminar yang berjudul "Menyusui Menyelamatkan Jiwa Ibu & Bayi". Dalam seminar ini, akan dikupas tuntas mengenai pentingnya pemberian ASI bagi bayi dan juga ibunya. "Menyusui itu penting bagi kesehatan ibu dan anaknya," ujar Jack. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai acara ini, silakan melihatnya di situs web AIMI, www.aimi-aso.org.

7 Mitos tentang Anak Manja

Kompas.com, Rabu, 5 Agustus 2009

KOMPAS.com - "Huh, dasar anak manja! Apa-apa harus dituruti!" Sering, kan, kita mendengar kalimat seperti itu? Tetapi, benarkah anak yang dituduh manja tersebut memang benar-benar manja? Atau hanya karena orangtuanya saja yang memberi label anak manja? Yuk, kita simak mitos-mitos tentang anak manja dan penjelasan dari mitos-mitos tersebut.

Mitos 1: Anda berarti akan membuat anak jadi manja bila terlalu banyak menggendongnya.
Kadang-kadang anak harus dibiarkan menangis. Jangan terlalu sering menggendong anak.

Fakta: Dengan menggendongnya, tidak berarti memanjakan anak. Bayi memerlukan sentuhan, pelukan, dan mereka juga perlu digendong. Bayi menangis karena mereka lapar, sakit, buang air kecil, atau karena ingin diperhatikan. Gendong si kecil dan lakukan sesering yang Anda bisa.

Mitos 2: Anak-anak tidak boleh tumbuh berkembang dengan perasaan bahwa mereka selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.

Fakta: Diperlukan contoh yang efektif dari orangtua dalam mengajarkan anak-anak bahwa mereka tidak selalu bisa mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan. Diperlukan waktu dan kebiasaan agar hal ini bisa tercapai.

Bila Anda sedang berbelanja dan anak mengatakan, "Ma, aku boleh beli mainan ini, enggak?" berikan jawaban, "Tentu saja, tetapi bagaimana kamu akan membayarnya?" atau "Mengapa kamu menginginkan benda tersebut?" Tanyakan padanya berapa uang yang dimilikinya, atau apakah dia akan menabung agar bisa mendapatkannya.

Tugas kita sebagai orangtua adalah membantu anak belajar bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan bila mereka mau berusaha atau bekerja untuk bisa memperolehnya. Selama dalam proses ini mereka akan belajar cara mengatasi masalah, perencanaan, mengutamakan prioritas, dan pencapaian tujuan. Mereka mungkin akan belajar dan memahami, keinginan bisa terwujud jika berusaha. Hal ini disebut juga sebagai fenomena tanggung jawab terhadap diri sendiri.

3: Memang ada anak-anak yang manja dari "sono"nya.

Fakta: Tidak ada anak yang terlahir manja. Manja merupakan kesimpulan dan penilaian yang dibuat oleh orang terhadap pengamatan suatu perilaku.
Apakah ada anak yang memang berperilaku manja? Tentu saja ada. Ada anak-anak yang merengek dan baru diam sesudah orang tuanya mengabulkan permintaannya. Ada anak-anak yang menjerit bila permintaannya tidak dikabulkan. Ada anak-anak yang tidak menghargai pemberian yang sederhana. Nah, apakah hal ini berarti mereka manja? Tidak! Yang ada adalah anak-anak yang belajar dan berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan berperilaku "mengancam" agar permintaannya dikabulkan.

Anak-anak dengan perilaku mengancam tidak termasuk kategori manja. Mereka adalah anak-anak yang memilih berperilaku kurang pantas dan oleh karena itu perilaku mereka harus diarahkan dan diubah. Anak-anak ini harus diajarkan dengan cara yang lebih efektif dalam berinteraksi, menyampaikan apa yang mereka inginkan, serta dalam mengungkapkan perasaan mereka.

Mitos 4: Bagi sebagian anak, manja merupakan gambaran yang baik.

Fakta: Manja tidak pernah merupakan gambaran yang akurat bagi anak-anak. Manja tidak menggambarkan perilaku melainkan merupakan suatu penilaian.
Jangan memberikan label manja pada anak. Bila Anda memberinya label manja, maka anak cenderung menjadi manja. Bila Anda percaya si kecil manja, maka Anda akan selalu menganggap segala sesuatu yang dilakukan si anak adalah manja. Bila melihat sesuatu yang dapat diinterpretasikan sebagai manja, maka Anda seakan membuktikan keyakinan bahwa si kecil memang manja. Keyakinan yang melekat pada diri Anda akhirnya dikomunikasikan kepada anak sehingga ia mulai melihat dirinya sebagai anak yang dimanja.

Mitos 5: Sangat penting untuk menegur anak bila mereka bersikap manja.

Fakta: Memberikan label manja pada anak atau mengatakan mereka manja, bukan merupakan sikap yang baik dari orangtua. Bila Anda menyebut si kecil manja, yang mereka dengar bukanlah manja, melainkan sebagai manja yang merusak. Apakah Anda ingin anak merasa dirinya sebagai anak yang manja?

Bila Anda menganggap anak Anda manja, tanyakan pada diri Anda, perilaku yang mana yang membuat Anda menilai anak Anda manja? Lalu komunikasikan gambaran perilaku tadi dengan setiap informasi lain yang dapat membantu Anda. Bila anak Anda merengek meminta sesuatu, ajarkan anak Anda cara meminta dengan menggunakan bahasa yang baik.

Mitos 6: Anak-anak yang memiliki mainan yang berlimpah cenderung dimanja.

Fakta: Mitos tersebut tidak benar. Memiliki mainan atau barang-barang yang berlimpah bukan merupakan indikasi dari anak yang manja. Kita harus melihat bagaimana benda tersebut diperoleh, kegunaannya, dan bagaimana sikap anak tersebut terhadap benda-benda yang dimilikinya.

Mitos 7: Anak yang manja perlu diubah.

Fakta: Tidak. Yang perlu diubah adalah orangtuanya. Orangtua perlu mengubah perilaku mereka dalam menghadapi anak yang mengancam karena keinginannya tidak dikabulkan. Orangtua perlu menyisihkan waktunya untuk mengajarkan perilaku baru pada anak-anak mereka. Menghadapi konflik yang terjadi dan menyediakan waktu untuk mencari jalan keluarnya adalah apa yang harus orangtua lakukan.

Mengatasi Anak Berbohong

Seputar Indonesia, Rabu 5 Agustus 2009

SIAPA pun itu, pasti pernah berbohong tanpa pandang usia. Malah, si kecil pun bisa melakukannya. Lantas,bagaimana mengatasi kebiasaan buruk tersebut? Yadi, 10, terpaksa menjawab akan bermain di rumah Toni, 10, ketika ibunya bertanya dia akan ke mana.

Padahal, sebenarnya Yadi tidak bermain ke rumah tetangganya itu, malah berencana berenang di kolam renang kompleks mereka tinggal. Berenang di tempat itu, sama sekali dilarang ibunya, kecuali bersama ibu ataupun ayahnya. Mengaku ingin bermain bersama Toni bukan alasan satu-satunya yang diberikan Yadi kepada ibunya. Dia juga sering mengatakan ingin belajar bersama di rumah teman-teman lainnya. Padahal, semua alasan yang diberikannya itu tidak satu pun yang benar.

Sebab, ujung-ujungnya adalah pergi ke kolam renang. Berbohong agar keinginannya tercapai sering sekali dilakukan Yadi. Bukan hanya Yadi, banyak bocah lain juga berbohong kepada orangtuanya agar permintaan mereka terkabul. Dengan kata lain, setiap orang pernah berbohong. Bahkan di Amerika Serikat, pernah diadakan penelitian yang hasilnya mengungkapkan bahwa semua orang berbohong sebanyak tiga belas kali seminggu. Hal menarik dari hasil penelitian itu adalah bahwa anak belajar dusta secara alamiah. Oleh karena itu,anak-anak sudah dapat berbohong, dan itu tidak didasarkan atas peniruan pada orang dewasa,ataupun dari hasil belajar. Namun, hal itu timbul dengan sendirinya.

Anak berbohong untuk menghindari gangguan atau aturan yang mengikat dirinya. Seperti yang dilakukan Yadi kepada orangtuanya. Lalu, apa yang membuat kebohongan Yadi muncul? Ternyata alasannya sangat sederhana. Itu karena dia tidak ingin diganggu aktivitasnya, yaitu bermain. Dengan berbohong seperti itu, ibu mendapat jawaban yang melegakan, dan tidak akan mengusik kegiatan berenangnya yang mengasyikkan. Masalah yang dibohongkan anak bermacam ragam,dan itu seakan- akan benar, tidak kelihatan mengelabui.Akibatnya, orangtua sering terkena kebohongan anak.

Oleh sebab itu, kebohongan pada buah hati harus diwaspadai, karena dapat merugikan diri anak sendiri juga orang lain. Para psikolog sepakat, seorang anak mulai berbohong sejak berusia tiga tahun. Sekitar 90% di antara anak yang diteliti Ekman ternyata sudah pintar berbohong, sedangkan yang 10% dalam proses belajar berbohong, atau masih mengalami masalah karena belum berani berbohong. Pada anak-anak, menurut Arnold Goldberg,seorang psikolog dari Rush Medical College, Chicago, berbohong merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan kemampuan dalam upaya mengidentifikasi kenyataan sekitarnya. Sementara itu,Paul Ekman dalam bukunya yang berjudul Why Kids Lie,menyatakan keberanian akan berbohong merupakan pertanda munculnya keberanian menafsirkan kenyataan yang ada di sekitarnya,yang pada gilirannya merupakan awal kemandirian.

Keberanian yang dilakukan Yadi dengan membohongi ibunya menunjukkan kebenaran pendapat kedua psikolog itu.Yadi yang berbohong kepada ibunya itu ingin mandiri, ingin mengurus setiap tugasnya, serta kegiatan bermainnya, tanpa bantuan atau pengaruh ibunya.Hal ini menunjukkan pula, Yadi dapat mengidentifikasikan tanggung jawabnya. Pendapat psikiater berbeda dengan pendapat para psikolog. Menurut psikiater Bryan King dari UCLA School of Medicine yang pernah meneliti kebohongan akibat kelainan patologis, menyatakan bahwa berbohong merupakan perilaku yang melebihi batas-batas kejahatan,tetapi pelakunya tidak harus berbuat dan tidak berbakat bertindak kriminal. Tidak sampai di situ saja, King menemukan kelainan neurologis pada otak anak yang suka berbohong. Pada bagian gudang memori terjadi gangguan yang mengakibatkan hilangnya sejumlah data.

Pada bagian lain, anak akan mengalami kelemahan pada pusat berpikir kritisnya, yang berfungsi untuk mengevaluasi setiap informasi yang masuk ke otak. Kerusakan neurologis ini akan mengakibatkan hilangnya sensitivitas pada akurasi yang membuat seseorang (pembohong) tidak lagi tahu mana yang bohong dan mana yang tidak bohong (benar). Akhirnya,King berkesimpulan bahwa kebohongan merupakan pasangan tetap beberapa kelainan jiwa. Semua kebohongan dikategorikan sebagai kebohongan yang destruktif, merusak. Artinya, kebohongan itu akhirnya akan menyulitkan sang pembohong sendiri atau menyusahkan orang lain. Menghadapi dua pendapat yang berbeda itu, meskipun berasal dari para ahli jiwa, orangtua hendaknya waspada pada kebohongan anak.

Pada satu sisi,menurut psikiater, kebohongan sangat berbahaya karena mengganggu otak. Melihat kenyataan seperti ini, orangtua harus hati-hati dan bijaksana. Sebab, jika anak berhasil berbohong akan merasakan enak dan begitu mudahnya menghadapi masalah yang memojokkan sekalipun. Akibatnya, anak akan berusaha terus berbuat itu jika menghadapi konflik. Akibat selanjutnya,anak akan meremehkan orang lain. Menghadapi anak yang gemar berbohong, Anda sebagai orangtua harus berani menelusuri pernyataan (bohong) itu,yaitu dengan memeriksa atau bertanya kepada teman-temannya, kegiatan apa yang mereka lakukan ketika bersama-sama. Dengan cara ini,dia tidak akan banyak berbohong lagi, bahkan sikapnya akan memperlihatkan pernyataannya tadi adalah bohong.

“Pemantauan dan penelusuran pada kebohongan anak perlu dilakukan sedini mungkin, karena pada masa remaja,kebohongan pada masa kanak-kanak mulai mencari bentuknya, sehingga kebohongan masa kanak-kanak akan berkembang terus sampai dewasa,” kata psikolog anak alumni Universitas Indonesia (UI), Dr Widjanarko Hidayat. Lebih lanjut ditambahkan Widjanarko, meskipun kebohongan itu untuk berbasa-basi, pada masa dewasa, kebohongan ini juga akan terbentuk kebohongan yang jahat.

Seperti yang dikatakan Dr Michael Lewis, psikolog dari Rutgers Medical School, berbohong pada usia remaja,ketika dewasa,sudah mulai berfungsi untuk kejahatan, seperti untuk menghindari hukuman dan berupaya membenarkan setiap tindakan yang salah. Orangtua harus bertindak agar kebiasaan anak dalam berbohong bisa berhenti, yakni dengan membongkar bahwa alasan yang diberikan tidak benar. Jika sudah sangat sering dibohongi, orangtua berhak menghukum anak yang telah berbohong tersebut, untuk mendapatkan efek jera.(berbagai sumber/bernadette)

Jangan Abaikan Radang Tenggorokan

Seputar Indoensia, Wednesday 5 Agustus 2009

NYERI tenggorokan cenderung diabaikan. Padahal jika dibiarkan berlarut-larut, radang ini bisa memicu munculnya penyakit lain.

Hampir semua orang pernah mengalami nyeri tenggorokan. Namun, belum banyak yang mau memeriksakan diri ke dokter sebelum nyeri tenggorokannya menjadi lebih parah. Bahkan, mereka biasanya baru pergi ke dokter saat radang parah, nyaris tidak sanggup lagi menelan makanan. Radang tenggorokan sesungguhnya bukanlah nama penyakit. Ia hanyalah gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau faringitis.

Keluhan yang muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan sampai nyeri berat sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan. Tidak sampai di situ saja, stres dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem pertahanan tubuh dan memicu infeksi tenggorokan. Penyebab radang atau sore throat bermacam-macam. Bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, hingga alergi dan iritasi.

Seluruhnya dapat ditularkan melalui ludah,yang keluar saat batuk,atau yang terdapat pada tangan atau barang pribadi penderita infeksi. Rata-rata masa inkubasi radang tenggorokan antara dua hingga lima hari. Namun bila disebabkan virus,masa inkubasinya berkisar antara tiga hari hingga dua minggu. Infeksi yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari.

Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk.Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut. Infeksi mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan virus Epstein Barr,dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.

“Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah, sehingga membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan kelelahan luar biasa yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu,” kata Spesialis THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM),Dr Widodo AS. Dia mengatakan, terkadang virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun Mono diberi nama panggilan Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui ludah.

Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke mulut atau dari penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama. Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi adalah grup A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit strep throat dan diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik) dan ginjal (nephritis), tonsillitis, radang paru, sinusitis,dan infeksi telinga. Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah laryngo-pharyngeal reflux (LPR). Penderita biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat asam lambung naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan. “Pada tenggorokan terasa ada benjolan dan berasa asam. Penderita sering mengeluarkan dahak untuk membersihkan tenggorokan,” katanya.

Selain itu, sore throat juga dapat disebabkan kebiasaan bernapas melalui mulut, alergi, terperangkapnya benda asing seperti tulang ikan di tenggorokan,polusi udara, minuman beralkohol, atau rokok.Panas yang kering saat musim dingin dan bernapas melalui mulut yang disebabkan penyumbatan hidung yang kronis juga menyebabkan tenggorokan kering dan sakit. “Dari berbagai penyebab tersebut, penyebab tersering adalah infeksi virus. Adapun bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri streptococcus sekitar 15–30% kasus,”tambahnya.

Pada sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit,dokter biasanya memberikan obat yang bersifat pain reliever.Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu.Bisa juga dengan obat kumur anestetik (Anesthetic throat gargle).(bernadette)

Biasanya Menjangkiti Anak-Anak

Seputar Indonesia, Rabu 5 Agustus 2009

STREP THROAT lazimnya dialami anak-anak berusia 5–15 tahun, tetapi tetap dapat mengenai segala umur. Walaupun penyakit ini dapat muncul kapan saja sepanjang tahun,strep throat cenderung bersirkulasi saat cuaca dingin. Bagaimana cara mengenali bahwa infeksi yang menyerang disebabkan bakteri,bukan virus? Kita bisa lihat gejalanya.

Infeksi yang disebabkan virus biasanya diikuti pilek dan batuk, sedangkan infeksi yang disebabkan bakteri tanpa keluhan pilek dan batuk. Selain itu,ada beberapa gejala yang khas di antaranya amandel memerah dan membengkak, kadang terdapat bercak putih atau bernanah, pembengkakan pada kelenjar getah bening daerah leher, dan demam lebih dari 39 derajat Celsius pada anak-anak yang sudah cukup besar, atau demam yang berlangsung lebih dari dua hari.

Uji laboratorium bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama dengan usap tenggorok (throat culture). Pengusapan dilakukan menggunakan alat usap yang steril pada tenggorokan dan amandel guna mendapatkan sampel lendir. Prosedur ini tidak menyakitkan, tetapi sedikit merangsang muntah. Sampel lendir yang didapat kemudian diuji di laboratorium untuk memeriksa adanya bakteri.Hasil uji usap tenggorok biasanya memakan waktu hingga dua hari. Jika menginginkan hasil yang cepat, dapat dilakukan uji rapid antigen. Uji ini dapat mendeteksi adanya bakteri strep dalam beberapa menit dengan melihat antigen atau zat asing (foreign substances) dalam tenggorokan.

Namun, uji laboratorium jenis ini memiliki kekurangan, yaitu kadang tidak dapat membaca adanya infeksi strep throat. Karena itu, dokter masih menggunakan uji usap tenggorok (throat culture), terutama jika hasil dari uji rapid antigen nilainya negatif. Cara lain yang juga lazim digunakan adalah uji rapidDNA.Uji ini relatif baru, menggunakan teknologi DNA untuk mendeteksi adanya penyakit strep throat dalam waktu palinglamasatuharidenganmenggunakan hasil usap tenggorok.Uji ini seakurat usap tenggorok (throat culture) dan hasilnya bisa diketahui lebih cepat.

Jika hasil uji laboratorium menunjukkan positif,pengobatan harus segera dilakukan. Sebab, meski strep throat sendiri sebenarnya tidak berbahaya, jika tidak diobati akan menimbulkan komplikasi yang serius. Beberapa komplikasi yang bisa timbul adalah tonsillitis atau tonsil yang bernanah karena adanya infeksi (peritonsillar abscess),infeksi sinus (sinusitis), infeksi telinga, demam, dan scarlet atau penyakit yang ditandai dengan adanya bercak di kulit.

Selain itu,radang tenggorokan strep juga dapat menyebabkan peradangan ginjal (glomerulonephritis) dandemamrematik(rheumaticfever). Demam rematik menyebabkan penumpukan peradangan yang terbentuk pada jaringan-jaringan tubuh, termasuk pada tulang sendi, kulit, dan otot. Penumpukan peradangan ini juga mungkin akan terbentuk pada otot jantung,terutama pada saluran jantung,yang menyebabkan luka dan memengaruhi aliran darah di dalam jantung. Walaupun tindakan operasi dapat memperbaiki saluran yang luka, kerusakan yang ada mungkin tidak bisa hilang.Dalam beberapa kasus, kerusakan ini dapat menyebabkan gagal jantung.(bernadette)

Asem-Asem Buncis

Bahan :

½ kg Buncis (di iris sepanjang satu ruas jari)
¼ kg Tetelan Sapi (sudah direbus dan dipotong-potong kecil)
5 siung Bawang putih (di iris tipis)
6 btr bawang merah (di iris tipis)
10 bh Cabai hijau besar (diiris serong)
5 bh Belimbing wuluh (di iris serong)
2 sdt garam
2 sdm gula merah

Cara membuat :

Tumis bawang merah dan bawang putih dengan minyak goring hingga harum
Kemudian masukkan irisan cabai hijau dan belimbing wuluh, masak hingga layu
Masukkan garam dan gula merah
Setelah itu masukkan tetelan sapi dan biarkan sejenak
Terakhir Masukkan buncis, dan masak hingga matang
Sajikan di wadah Tupperware Serving Platter

Kamis, 06 Agustus 2009

Ketika Ayah Pulang Terlambat

Abi hari ini tidur siang ya? Supaya nanti malam bisa main sama ayah. Aku berusaha merayu anakku (3,5 tahun) agar tidak ketiduran saat maghrib tiba. Iya bunda, Abi suka main sama ayah, jawabnya sambil tersenyum. Akupun tersenyum mendengarnya. Suamiku memang selalu meluangkan waktunya sepulangnya dari kantor untuk bermain bersama Abi, sampai terkadang Dia yang menidurkan Anakku. Setelah melakukan beberapa aktivitas, jam 11.30 aku pun mengajaknya tidur siang. Bi, sekarang sudah saatnya tidur siang TV-nya dimatikan ya? Diapun tanpa banyak protes mengangguk dan beranjak ke tempat tidur. Sambil memelukku diapun akhirnya tertidur.

Tidak lama kemudian telepon berdering, ternyata suamiku menelpon. Bunda hari ini Ayah ke lapangan tenis ya? Ayah perlu bertemu beebrapa teman, anak salah satu teman ayah meninggal karena demam berdarah. Ya sudah, tapi kalau main pelan-pelan ya? Ayah kan belum pulih benar dari sakit kemarin. Abi ngapain Bunda? Dia baru saja tidur. Baguslah jadi nanti malam ayah bisa main sama Dia, tidak seperti kemarin ayah pulang Dia sudah tidur. Kamipun lalu mengakhiri telepon.

Bangun tidur, diapun bermain seperti biasanya dengan sepupu dan Eyangnya, entah kenapa aku hari ini agak mengantuk dan tertidur. Aku bangun dibangunkan oleh Abi sekitar jam 4 sore, bunda ini mie goreng Abi, Abi mau habisin katanya sambil menyodorkan piring berisi Mie goreng sisa siang tadi kepadaku. Akupun menyuapinya sambil mennyusun konsentrasi, ternyata kalau tidak biasa tidur siang, pusing juga ya?. Setelah menghabiskan makanannya, akupun memandikannya dan setelah itu baru akupun mandi. Selesai mandi aku bermain bersamanya dan mengatakan kepadanya hari ini ini ayah pulang agak terlambat karena bermain Tennis.

Sambil menonton TV, dia pun bermain-main dengan telepon, tapi kemudian dia datang kepadaku, Bunda Abi telepon ayah tapi kok nggak ada suara apa-apa? Memangnya Abi pencet nomor berapa,sini kalau mau telepon ayah bunda kasih tahu nomornya, akupun menyebutkan nomor telepon ayahnya, dan ketika sudah tersambung akupun membiarkan Abi berbicara panjang lebar dengan ayahnya.

Selepas Magrib aku pun mengajaknya bermain dari mulai bermain kembang api di depan rumah, hingga bermain puzzle, sambil bermain puzzle diapun mulai bertanya kapan ayahnya pulang. Akupun berusaha menjelaskan kepadanya bahwa hari ini ayahnya pulang terlambat karena bermain tennis terlebih dahulu. Tetapi dengan cepat dia menjawab, enggak bunda, ayah nggak main tennis, katanya ayah Cuma ketemu temannya sebentar aja. Akupun terdiam sambil berusaha menghiburnya. Lelah bermain puzzle diapun bermain bersama dengan om dan sepupunya raka.

Lelah bermain diapun naik ke tempat tidur sambil bertanya padaku, Ayah pulangnya masih lama ya Bunda? Mungkin sebentar lagi ayah pulang, memangnya Abi mau menunggu Ayah? Iya Bunda, Abi nggak mau tidur duluan. Dia pun tersenyum dan sepertinya anakku tersayang sudah sangat mengantuk, lalu aku memintanya membaca doa sebelum tidur, tapi dia tetap mengatakan kepadaku dia belum ingin tidur sebelum ayahnya pulang. Tapi akhirnya dia mau berdoa dan tak lama kemudian dia tertidur sambil tersenyum. Selamat tidur Nak semoga mimpi indah….

Lima belas menit kemudian ayah pulang ke rumah…………………

Rabu, 05 Agustus 2009

Sumber Pangan Baru MOCAF

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam dan juga sumber daya manusia. Sekarang ini sudah semakin banyak manusia Indonesia yang menguasai teknologi untuk memanfaatkan sumber daya alam, dari mulai teknologi eksplorasi, budidaya maupun pengolahan. Banyaknya tenaga ahli tentunya harus pula didukung oleh tingginya biaya riset yang dikeluarkan oleh Negara maupun pihak swasta. Tanpa adanya dukungan moral dan financial dari pihak-pihak terkait, maka Negara Indonesia hanya akan menjadi pengikut dan bukan penemu.

Penemuan MOCAF (Modified Cassava Flour) oleh Dr. Subagio MAgr, mengindikasikan bahwa sumber daya alam yang terdapat di Indonesia seperti Singkong yang sangat mudah tumbuh di wilayah Indonesia dan harganya sangat murah bisa menjadi komoditas unggul yang dapat melengkapi dan bahkan mungkin nantinya akan menggantikan dominasi fungsi tepung terigu yang bahan bakunya berasal dari gandum, padahal gandum tidak diproduksi di Indonesia sehingga harus mengimpor dari Negara lain. Tidak masalah memang ketika kita harus mengimpor bahan baku tepung dari Negara lain karena Indonesia punya uang untuk membeli, namun bukankah akan lebih baik lagi jika dapat memproduksi sendiri tepung yang bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia. Karena selain memperkecil biaya produksi, hal ini tentu saja akan dapat memberi kesempatan kepada para petani di Indonesia untuk mendapatkan keuntungan, sehingga taraf hidup rakyat Indonesia dapat meningkat pula.

Pengembangan usaha industri pengolahan umbi singkong (Manihot esculerita) ini, haruslah dengan cepat di lakukan dengan adanya bantuan dari pemerintah yang dapat berupa regulasi yang jelas dalam menjamin ketersediaan bahan baku MOCAF tersebut . Peran swasta juga tidak kalah pentingnya dalam mengembangkan industri ini, selain sebagai investor juga diharapkan untuk dapat memperkenalkan dan mendistribusikan kepada konsumen di seluruh dunia. Sehingga Indonesia yang akan datang bisa menjadi produsen bahan baku tepung dan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang tidak hanya bisa menghabiskan uang (konsumtif), tetapi bisa menghasilkan uang (produktif).

Menguak Khasiat di Balik Obat

Seputar Indonesia, Selasa 4 Agustus 2009

OBAT bebas itu umumnya kombinasi dari zat-zat yang itu-itu juga. Obat sakit, misalnya. Apa pun mereknya, obat sakit kepala biasanya mengandung aspirin atau parasetamol.

Sementara itu, obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin mengantuk dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hydrochloride atau fenilefrin hydrochloride, yang kadang-kadang membuat jantung berdebar dan tekanan darah naik.

Pada obat batuk, sebagian besar mengandung desktrometorfan hidrobromida yang kadangkadang dikombinasikan dengan ekspektoran, seperti gliseril guayakolat. Obat mag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare.

Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat yang bisa mengiritasi lambung. Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan darah naik. Jadi kalau Anda pengidap sakit mag dan suatu saat Anda sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin.

Demikian pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan sampai sedang lainnya. (Obatobatan antinyeri ini tidak akan manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu ginjal, dan batu empedu.(wuri/berbagai sumber)

Bijak Mengonsumsi Obat


Seputar Indonesia, Selasa 4 Agusus 2009

SEMAKIN banyaknya obat bebas di pasaran sangat membantu Anda saat jatuh sakit.Tapi hati-hati,salah memilih obat justru akan berakibat fatal terhadap kesehatan. Obat menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan di saat tubuh seseorang dalam kondisi kurang sehat.

Misalnya saat terserang sakit kepala, demam, batuk, atau pilek, orang biasanya memilih untuk mengobatinya dengan obat bebas yang dijual di pasaran.Dalam anggapan mereka, penyakit tersebut bukanlah penyakit parah dan bisa disembuhkan dengan obat yang dijual bebas. Makin banyaknya jenis obat yang dijual bebas tersebut semakin mendukung kebiasaan tersebut.

Penggunaan obat keras yang terjadi di masyarakat semakin merebak dan diperparah dengan adanya konsumsi obat yang keliru dan tanpa pengawasan dokter. Padahal, jika diketahui bahayanya,konsumsi obat yang keliru banyak menimbulkan efek samping yang membahayakan. Dikatakan oleh Dr Handrawan Nadesul bahwa obat bisa berarti dua pengertian.

Obat sebagai penyembuh, dan sebagai pembawa petaka. Salah memahami, keliru persepsi, dan anggapan rancu terhadap obat bisa menyengsarakan. ”Selain ketidaktahuan awam, petaka bisa datang dari pihak penyembuhan,” tutur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya,Jakarta. Handrawan menjelaskan, obat berubah menjadi ”racun” bila salah alamat dan tidak tepat pemakaiannya.

Untuk itulah konsumsi obat sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter. Bukan saja obat keras dalam pengertian yang tergolong daftar G yaitu obat keras atau obat yang penggunaannya harus dengan resep dokter,dan daftar O yaitu obat yang sangat diawasi, tetapi juga jangan pernah abaikan efek jelek obat warung (obat bebas dan obat bebas terbatas) sekalipun.

”Masyarakat perlu dibuat cerdas menghadapi obat dan mendikamentosa,” tandasnya pada acara seminar ‘Pemakaian Obat Keras di Masyarakat’ yang diselenggarakan Pfizer Press Club di Hotel Sahid Jakarta,Kamis,30 Juli 2009. Kewaspadaan tersebut perlu semakin dipupuk demi keselamatan pribadi dan keluarga, juga masyarakat pun tidak sampai harus menjadi korban akibat obat.

Untuk mendukung gerakan ini, pemerintah pun turut terkena dampaknya seperti dampak berupa kehilangan sumber daya manusia,menurunnya produktivitas, dan kualitas bangsa,serta kerugian lainnya. Pemakaian obat yang salah dan tak tepat, sering juga terjadi karena komunikasi dokter-pasien dan pasien-apotek yang kurang terjalin, selain kemungkinan akibat keteledoran pihak medis.

Masalah bisa muncul karena efek samping obat,intoleransi,hipersensitivitas, adiksi, sampai intoksikasi, dan interaksi obat sendiri. ”Seringanringan obat,tentu punya efek samping,” ujar dokter yang aktif sebagai pengasuh rubrik kesehatan di sejumlah media ini. Handrawan menambahkan,kekeliruan masyarakat akibat salah memilih obat bisa saja menimbulkan kasus iatrogenic.

Kasus iatrogenic ini juga merupakan penyakit atau gangguan kesehatan baru dalam rangka pengobatan akibat sikap dan perlakuan keliru yang dilakukan oleh pihak layanan medis yang berpotensi muncul dari kelalaian dan atau menulis resep yang tidak rasional. Kerugian lain akibat keliru memilih obat yang dilakukan oleh pasien dalam berobat bisa muncul karena upaya pengobatan sendiri atau swamedikasi.

Selain itu bisa jadi juga lantaran lemahnya pemahaman tentang obat. ”Semua ini bisa diredam apabila pasien cerdas akan mampu meredam kemungkinan munculnya dampak buruk,” tutur dokter kelahiran Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948. Obat sendiri bersifat individual.

Artinya, tergantung kondisi tubuh masing-masing pasien. Jadi, pasien yang merasa sakitnya sama dengan seseorang, belum tentu bisa diberikan obat yang sama pula. ”Obat yang sama dengan dosis sama untuk penyakit sama, belum tentu persis sama respons tubuhnya,” paparnya. Handrawan menjelaskan, toleransi obat, hipersensitivitas obat, jenis penyakit, sifat kepribadian pasien memerlukan pendekatan orang per orang oleh pihak layanan medis agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

”Jangankan obat ethical yang harus ditebus dengan resep dokter, obat warung saja pun perlu perhatian. Terutama efek sampingnya,” ucap Handrwan. Ironisnya yang terjadi di masyarakat saat ini, rata-rata orang kita gampang sekali mengonsumsi obat bahkan untuk indikasi yang tidak perlu sekalipun. Perlu waspada menghadapi obat keras.Terlebih obat yang bikin ketergantungan.

”Tak sedikit pemakaian obat yang salah alamat, dan overdiagnosis (bukan diagnosisnya) sehingga selain merugikan dalam hal finansial, juga tubuh terbebani memikul efek samping yang sebetulnya tak perlu terjadi,”tuturnya. Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam memilih obat, Kasubdit Pengawasan Penandaan & Promosi Produk Therapy (PT) Produk Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tuning Nina mengimbau masyarakat untuk membudayakan membaca informasi dalam penandaan obat perlu ditingkatkan.

”Pemberian kata ”aman”pada label obat apabila tanpa keterangan lengkap, sebenarnya tidak boleh,” ucapnya di acara yang sama. Obat keras yang menimbulkan ketergantungan ada baiknya dihindari.(inggrid namirazswara)

Mengasuh Anak Sambil Facebook-an

Kompas.com, Selasa, 4 Agustus 2009

KOMPAS.com - “Ma, itu artinya apa, sih, Ma?” tanya Kevin kepada mamanya seraya menunjuk papan rambu jalan. Sang ibu menjawab enteng, “Nanti, ya, Mama pasang status di Facebook dulu.” Kevin pun hanya terdiam seribu bahasa sambil menatap ibunya dengan sabar. Sepenggalan dialog ibu dan anak ini ditemui Kompas.com ketika jalan-jalan dengan kerabat. Pernah mendapati pengalaman serupa ini?
Demam Blackberry, atau ponsel-ponsel yang sudah bisa terhubung dengan internet, plus biaya konektivitas yang kian murah mendorong kita semua untuk lebih sering terhubung ke internet. Tak ada yang menyangkal akan banyaknya manfaat yang didapat dari internet. Tetapi tak sedikit pula nilai negatifnya.
Memang, saat ini sudah banyak ibu atau orangtua yang bekerja di rumah demi bisa menjaga anak. Namun, ketika di rumah tapi masih terhubung dengan internet 24 jam, sementara si kecil merasa diacuhkan, apa gunanya? Terlebih, jika waktu untuk bersama anak pun sangat sedikit, karena jadual sekolah atau les si kecil yang memotong waktu untuk bersama orangtuanya.
Rosanne Tobey, direktur Calm and Sense Therapy, sebuah layanan konseling, mengatakan, “Saya rasa setiap ibu atau orangtua yang menjaga anaknya harus jujur menanyakan kepada dirinya, ‘Seberapa penting saya harus menjawab pesan ini?’” Apakah pesan-pesan atau status Facebook harus diubah saat ini juga atau bisa menunggu?
Ada beberapa hari, ketika ada e-mail, atau telepon, atau pesan singkat yang tak bisa menunggu. Namun, Anda harus menanyakan pada diri sendiri, apakah setiap Anda sedang bersama si kecil, Anda benar-benar berkonsentrasi dengannya dan fokus untuk bersamanya? Berikut adalah beberapa tips untuk membedakan waktu kerja dan waktu sebagai orangtua:
Usahakan jangan multitasking
Tak ada orang yang bisa berkonsentrasi berkirim e-mail sambil mengurus anak. Jika Anda memang harus menjawab e-mail, beritahu si anak bahwa Anda harus menjawab e-mail penting sebentar. Jangan biarkan si kecil harus menunggu lama atau merasa diabaikan dan kecewa karena menunggu lama.
Buat batasan
Jika Anda sedang bersama anak, buatlah batasan pekerjaan. Ciptakan batasan pada diri sendiri, bahwa Anda akan terhubung dengan internet di jam-jam tertentu. Misal, ketika si kecil sudah tertidur atau sedang bermain. Jika Anda tak tega meninggalkan e-mail tak terjawab, Anda bisa buat auto-response, mengatakan bahwa Anda sedang tidak bisa menjawab e-mail segera, tapi akan menjawab e-mail setelah pukul 19.30.
Latihan
Jika Anda terbiasa merespons status Facebook teman Anda setiap kali ada yang mengganti, ubah deringnya jadi silent. Biasakan untuk tidak terlalu sering menjawab status orang. Diperlukan latihan dan disiplin untuk tidak ketergantungan kepada ponsel. Biarkan ponsel selama beberapa jam tak tersentuh. Biarkan Anda mendapati diri tidak lagi harus mencek Facebook atau e-mail setiap saat. Fokuslah kepada waktu berkualitas.
Intinya, sepenting apakah e-mail atau status Facebook ketika Anda sedang bersama buah hati Anda? Terus melakukan hal semacam ini dan mengacuhkan si kecil karena status Facebook, bisa jadi sangat berat untuk dihadapi si kecil. Sangat tidak adil untuk ada di samping anak Anda, tapi Anda tidak fokus bersamanya.

Membangun Kebiasaan Makan yang Baik untuk Anak

Kompas.com, Selasa, 4 Agustus 2009 | 15:29 WIB

KOMPAS.com - Kebiasaan makan seseorang terbentuk sejak masih kecil. Umumnya, orang yang mengasuh memiliki peran terbesar untuk mencetak kebiasaan makan si kecil. Maka, siapa pun yang merawat anak harus tahu bagaimana menyiapkan si kecil untuk makan dengan tata cara yang baik, juga apa yang akan dimakan.
Anak-anak selalu mencontoh orang dewasa yang merawatnya. Sehingga, Anda, sebagai orangtua harus memberikan contoh terbaik. Jika anak-anak dibiasakan dan dibiarkan makan di luar rumah, mengemut, atau makan sambil jalan-jalan, mereka akan meneruskan kebiasaan itu hingga besar. Biasanya pengasuh membawa anak makan di taman sambil berlarian dan bermain. Ini bisa berdampak buruk pada pencernaan, belum lagi kemungkinan tersedak, atau makanan yang terekspos debu dan lalat. Berikut adalah beberapa contoh yang bisa Anda terapkan kepada pola makan si kecil.
Mulai sedini mungkin. Bahkan sebelum anak Anda mencicipi makanan keras pertamanya, Anda bisa membangun indera perasanya. Jatinder Bhatia, MBBS, profesor dan kepala bagian neonatalogi dari Department of Pediatrics dari Georgia, mengatakan bahwa menyapih ASI bisa menjadi fondasi untuk membangun pola makan nutrisi anak. Bayi sudah bisa membedakan rasa manis dan asin. Jika mereka diberi minuman bergula atau makanan tak sehat lain sejak kecil, mereka cenderung mengalami kemungkinan untuk mengalami obesitas di usia lanjutnya.
Berikan pilihan-pilihan makanan bernutrisi dan bervariasi. Anak-anak yang diberikan pilihan asupan buah dan sayuran yang bervariasi sejak kecil cenderung mudah dan akan memilih makan tersebut ketika mereka jauh dari rumah, terang Dr. Bhatia. Amat penting untuk mengenalkan ragam jenis makanan sehat sejak dini untuk anak-anak. Jika mereka terus terekspos makanan sehat sejak dini, mereka akan terus memasukkan menu makanan sehat tersebut setiap kali mereka makan.
Jangan menyerah jika anak menolak makanan. Tawarkan makanan sehat sesering mungkin kepada anak, meski ia menolak, ujar Janet M. de Jesus, MS, RD, ahli gizi spesialis dari National Heart, Lung, and Blood Institute. Dengan begini mereka akan tertarik untuk mencoba memakannya. Jangan ragu untuk terus menyajikan makanan sehat di piringnya.
Matikan televisi. Untuk mengajak si kecil mau makan makanan sehat, jangan lupa mematikan televisi. Sebuah studi mengatakan bahwa anak-anak yang makan di depan televisi tanpa ditemani keluarga cenderung tidak mengkonsumsi makanan sehat. Mereka tak mengkonsumsi sayuran, biji-bijian, maupun makanan kaya kalsium, dan kemungkinan mengkonsumsi minuman bersoda, ketimbang anak yang tidak makan sambil menonton televisi.
Lakukan apa yang Anda ajarkan. Dr. Bhatia mengatakan, bahwa kita belajar dari lingkungan kita. Anak-anak sangat memperhatikan dan mencontoh orang dewasa, khususnya orangtua mereka. Jadi, ketika Anda mengajarkan untuk makan makanan di meja makan, berlakulah demikian. Begitu pula jika Anda mengajarkan si kecil untuk makan makanan sehat, Anda pun harus makan yang sehat.
Beberapa orangtua mencoba menyiasati agar anaknya mau makan makanan sehat dengan menyusun makanan dengan bentuk yang lucu-lucu. Namun Dr. Bhatia mengatakan bahwa teknik ini harus sebagai cara terakhir. Karena ini bukanlah cara untuk membuat kebiasaan yang bertahan lama. Anak-anak harus belajar bahwa makanan lezat dan menyenangkan, meski dalam bentuk aslinya.
Disarankan pula untuk tidak memberi makanan fast food, minuman bersoda, atau makanan manis sebagai makanan “reward” atas usaha dan kerja keras anak. Makanan seperti itu sebaiknya diberikan hanya dalam acara-acara khusus saja. Artinya, boleh dimakan, asal tidak terlalu sering. Lagipula, jika di dalam pikiran anak tertanam bahwa makanan-makanan tersebut hanya bisa dimakan ketika ia berhasil melakukan sesuatu, maka ia akan lebih bernafsu untuk memakannya ketika ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri.
Jangan lupa untuk mengajarkan anak porsi makan yang tepat untuk makanan-makanan sehat. Jika kita mengkonsumsi makanan sehat setiap hari, adalah hal yang wajar jika kita mengkonsumsi es krim di akhir minggu, asal dalam porsi yang sewajarnya. Misal, 1 scoop, bukan double.

Ajak Mengawali Hari dengan Sarapan


Seputar Indonesia, Selasa 4 Agustus 2009

SARAPAN merupakan kegiatan penting yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang ingin melakukan aktivitas. Apalagi bagi mereka yang melakukan aktivitas seharian penuh.

Untuk itu, Nestle Koko Krunch, salah satu sereal favorit saat sarapan, mengajak keluarga Indonesia untuk mengawali hari dengan sarapan dalam acara Smart Start. Sarapan dalam bahasa Inggris adalah breakfast yang berarti menghentikan puasa,yaitu kita telah berpuasa pada malam hari selama 8–10 jam.

Dari sarapan ini, berarti mengisi kembali cadangan energi yang digunakan selama puasa semalaman. Banyak jenis makanan yang bisa dikonsumsi pada saat sarapan, salah satunya adalah sereal. Nutrition Advisor Nestle Indonesia dr Ririen Mahadi mengungkapkan bahwa sarapan pagi yang sehat dengan sereal gandum utuh dengan susu akan membantu anak mendapatkan protein, karbohidrat-kompleks, serat serta asupan berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung prestasi anak sekolah.

Keberadaan karbohidrat kompleks dalam gandum utuh yang antara lain terdapat dalam Koko Krunch Breakfast Cereal akan menghasilkan glukosa sebagai bahan energi tubuh yang juga dibutuhkan untuk proses berpikir dan belajar guna mendukung kemampuan konsentrasi dan daya ingat. Dikatakan oleh Ririen,sarapan Sereal Nestle seperti Koko Krunch dengan gandum utuh memiliki kandungan karbohidrat kompleks yang tinggi.

Selain itu, jenis sarapan ini juga kaya sumber serat yang baik, diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral dan berkadar lemak maupun gula lebih rendah dibandingkan jenis sarapan lainnya. ”Kadar gula satu mangkuk Koko Krunch dengan susu setara kandungan gula dari satu buah apel sedang,”tuturnya.

Acara ini bertujuan mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk mengawali hari dengan sarapan sehat bergizi.Acara yang melibatkan 2.000 ibu dan anak secara serempak mengonsumsi sarapan sehat Nestle Koko Krunch yang mengandung gandum utuh ini berhasil membuat catatan baru rekor Museum Rekor Indonesia sebagai ”Sarapan Sereal Ibu dan Anak Terbanyak” yang berlangsung di Dunia Fantasi Ancol pada Minggu, 2 Agustus 2009.

”Kami memiliki komitmen untuk menjalankan misi Nestle di Indonesia yaitu membantu mewujudkan masyarakat lebih sehat.Dengan program Nestle Koko Krunch Smart Start akan lebih banyak para ibu Indonesia mendapat informasi lengkap dan bermanfaat tentang pentingnya memenuhi kebutuhan gizi dan energi anak usia sekolah dengan menyediakan sarapan sehat sereal gandum utuh,” ucap Country Business Manager, Nestle Breakfast Cereal Jose Oscar,Yu. Jose juga mengatakan, bahwa acara yang dilaksanakan sejak pukul 8 pagi ini sengaja dilaksanakan berdekatan dengan awal tahun ajaran baru sekolah, guna mengingatkan para Ibu akan pentingnya sarapan sehat untuk membantu meningkatkan prestasi sekolah anaknya.

Gerakan sarapan sehat ibu dan anak terbanyak ini akan tercatat dalam rekor MURI.”Memang baru pertama kali dilaksanakan suatu gerakan hidup sehat bagi keluarga dengan fokus pada kualitas sarapan pagi sereal gandum utuh dengan jumlah peserta ibu dan anak sebanyak ini.

Oleh sebab itu, berhasil masuk MURI sebagai Sarapan Sereal Ibu dan Anak Terbanyak, ujar Senior Manager Museum Rekor Indonesia, Paulus Pangka. Brand-ambassador Nestle Breakfast Cereal Alya Rohali menuturkan bahwa sebagai ibu, dirinya sering kali lupa bahwa menyajikan sarapan saja untuk anak dan keluarga belumlah cukup. Perlu dipastikan bahwa sarapan yang kita siapkan mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan anak sepanjang pagi hingga siang hari, khususnya pada saat sekolah sehingga anak pun diharapkan dapat berprestasi di sekolah.

”Kepedulian dan kebersamaan para ibu pada acara ini dapat menjadi inspirasi positif bagi para ibu lain untuk memperhatikan pentingnya menyajikan sarapan sehat bagi anak-anak dan keluarga,” ujarnya. Artis sekaligus pemerhati anak Indonesia Dik Doank yang juga hadir di acara yang sama sebagai pembawa acara Smart Start,menuturkan bahwa kegiatan ini juga membantu meningkatkan kualitas sarapan anak dan seluruh keluarga dan menunjukkan bahwa sarapan adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan dan penting untuk hubungan harmonis keluarga.(inggrid namirazswara)

Rumah Lebih Baik bagi Anak

Seputar Indonesia, Selasa 4 Agustus 2009

ORANGTUA adalah ”pengasuh” terbaik bagi anak. Buktinya, anakanak yang dititipkan di tempat penitipan anak dan diasuh orangtua asuh atau pembantu, memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak-anak yang diasuh sendiri oleh orangtuanya.

Kesimpulan tersebut setidaknya didasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Singapura. Dalam studi yang melibatkan 2.000 anak berusia 6–12 tahun tersebut, menunjukkan adanya hubungan langsung antara ketidakhadiran orangtua dengan emosional dan perilaku menyimpang pada anak seperti depresi, kegelisahan, agresif, dan perilaku suka mengganggu.

Dr Bernardine Woo dan peneliti di Institut Kesehatan Mental Singapura dan Universitas Nasional Singapura mengatakan, anakanak yang tinggal dengan orangtua tunggal (ibunya) karena bercerai, menjanda,atau ditinggal mati suaminya, kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak lainnya. Mengenai alasannya,Woo dan timnya mengaku tidak mempelajari alasan terbentuknya korelasi dari kedua hal tersebut.

“Sejumlah postulat mengemukakan alasannya terletak pada kurangnya dukungan dari orangtua dan kualitas perhatian yang mungkin berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain,yang selanjutnya akan memengaruhi anak-anak secara psikologis,”kata Woo. Di Asia, adalah hal yang biasa bila orangtua yang sibuk bekerja meninggalkan anak mereka dalam asuhan pembantu,teman,kerabat, atau pusat penitipan anak.

Studi juga menemukan bahwa secara umum, kemungkinan anak laki-laki untuk mengalami masalah perilaku dan emosional dua kali lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Selain itu, anak laki-laki dengan IQ (intelligence quotient) rendah berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami masalah yang sama dibanding mereka yang memiliki IQ lebih tinggi.(inda s)

Jangan Lupa Waktu yaa...

Jadwal Shalat Jakarta dan Sekitarnya

Blogging gak bisa menghasilkan uang? Siapa bilang? Coba klik deh...